MANADO – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (BPS Sulut) mencatat nilai ekspor Sulawesi Utara pada September 2023 (angka sementara) tercatat sebesar US$ 68,87 juta, sementara impornya senilai US$ 17,29 juta.

Kepala BPS Sulut, Asim Saputra menyebut kinerja ekspor Sulut selama setahun terakhir cenderung stabil, dengan capaian nilai ekspor per bulannya berkisar antara US$ 60 – 90 Juta.

“Komoditas ekspor terbesar pada September 2023 (angka sementara) masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), senilai US$ 38,75 juta atau 56,28 persen dari total ekspor,” ujar Asim dalam Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (16/10/2023).

Lanjut Asim, pertumbuhan ekspor secara bulanan (m-to-m) bulan September selama tiga tahun berturut-turut tumbuh positif. “Sementara pertumbuhan ekspor secara tahunan (y-on-y) September 2023 masih berkontraksi, namun sedikit membaik dibanding bulan sebelumnya,” sebut Asim.

Adapun jika dilihat ekspor September 2023 dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor komoditas HS-15 mengalami peningkatan disebabkan oleh kenaikan volume dan harga ekspornya 

Kemudian nilai komoditas HS-03 mengalami penurunan disebabkan oleh penurunan volume ekspornya, dan nilai komoditas HS-16 cenderung stagnan, karena meskipun ada penurunan volume namun diimbangi oleh kenaikan harga ekspornya.

Disisi lain untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral (HS 27), senilai US$ 10,78 juta atau 62,31 persen dari total impor.

“Pertumbuhan impor secara bulanan (m-to-m) September 2023 Kembali mengalami kontraksi, setelah dua bulan sebelumnya tumbuh tumbuh positif,” beber Asim.

Adapun pertumbuhan impor secara tahunan (y-on-y) September 2023 tumbuh positif, namun mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan y-o-y bulan sebelumnya.

Sementara itu jika dilihat dari negara tujuan ekspor terbesar Sulawesi Utara pada September 2023 (angka sementara) adalah Tiongkok sebesar US$ 11,18 juta atau 16,23 persen dari total ekspor. 

“Malaysia menjadi negara asal impor terbesar pada bulan September 2023* yang mencapai US$ 9,41 juta atau sebesar 54,40 persen dari total impor,” tutur Asim. (Fernando Rumetor)