MANADO – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (BPS Sulut) mencatat nilai ekspor Sulut pada Juni 2024 mencapai US$ 40,15 juta.

“Angka tersebut mengalami penurunan 51,61 persen dibanding Mei 2024 (month-to-month),” ucap Kepala BPS Sulut, Aidil Adha dalam keterangan resmi, Senin (15/7/2024).

Sementara itu, jika dilihat secara year-on-year (Y-o-Y), nilai ekspor Sulut pada Juni 2024 mengalami penurunan 50,58 persen dibandingkan Juni 2023.

“Bila dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya, pertumbuhan ekspor Juni 2024 juga mengalami perlambatan baik secara m-to-m maupun y-on-y,” tutur Aidil.

Adapun nilai ekspor komoditas unggulan HS-15 dan HS-16 mengalami penurunan, sementara komoditas HS-03 justru mengalami peningkatan baik secara m-to-m maupun y-on-y.

HS-15 yang merupakan Lemak dan Minyak Hewani/Nabati mengalami penurunan 68,29 persen (m-to-m) pada Juni 2024. HS-15 sendiri memiliki share sebesar 46,40 persen dari total ekspor Sulut di bulan Juni

HS-16 sendiri yang merupakan Olahan dari Daging, Ikan, Krustasea, dan Moluska mengalami penurunan 22,39 persen (m-to-m) pada Juni 2024. HS-16 sendiri memiliki share sebesar 12,86 persen dari total ekspor.

Sedangkan HS-03 yang merupakan Ikan, Krustasea, dan Moluska mengalami kenaikan sebesar 5,98 persen (m-to-m). HS-03 sendiri memiliki share sebesar 19,89 persen dari total ekspor di bulan Juni.

Jika dilihat dari tujuan ekspor, negara tujuan ekspor terbesar Sulut pada Juni 2024 adalah Philipina sebesar US$ 10,44 juta atau 26,01 persen dari total ekspor.

“Singapura menjadi negara asal impor terbesar pada bulan Juni 2024 yang mencapai US$ 9,64 juta atau sebesar 86,59 persen dari total impor,” sebutnya.

Disisi lain berdasarkan nilai dan volume, Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan muat utama ekspor Sulawesi Utara pada Juni 2024.

“Total volume ekspor Sulawesi Utara Juni 2024 mencapai 61,46 Ribu Ton. Sebagian besar volume ekspor dikirim melalui pelabuhan muat Bitung, Labuhan Uki dan Amurang,” jelas Aidil. (Fernando Rumetor)