MANADO — Pergeseran lempeng Eurasia dan Pasifik di Utara Sulawesi tidak hanya di padang sebagai penyebab terjadinya gempa tetapi juga dapat memberikan nilai tambah pada ekonomi daerah.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Kelas I Winangun – Manado Edward Henrry Mengko mengatakan, pergerakan lempeng aktif Eurasia dan Pasifik dapat menjadi kelebihan dari sisi ekonomi. Hal ini dimanfaatkan pemerintah daerah.
“Sebenarnya dengan kondisi seperti ini adalah kelebihan bagi Sulut dari sisi ekonomi,” jelas Edward, saat Forum Mingguan Koran Sindo Manado dengan tema “Siaga Bencana dan Tangkal Hoax”, Kamis, 11/10/2018.
Kedua lempeng tersebut merupakan pembentuk sembilan gunung api di Sulut. Gunung api ini kata dia harus dimanfaatkan sebagai potensi wisata yang eksotis. Namun untuk dijual bagi wisatawan pemerintah harus memastikan semua gunung aman untuk dikunjungi.
“Kita bisa menjual gunung api pada wisatawan. Tapi kita harus memastikan bahwa gunung api sangat aman untuk dikunjungi,” terangnya.
Maksudnya kata dia, jika nantinya terjadi erupsi atau gempa maka evakuasi penyelamatan wisatawan harus cepat. Hal ini kata dia, berkaca pada kejadian gempa di Gunung Rinjani, Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat pertengahan 2018.
“Lombok sampai saat ini diacungi jempol karena proses evakuasi ke wisatawan domestik dan mancanegara di Gunung Rinjani sangat cepat,” paparnya.
Karena itu kata dia, proses penanganan bencana yang cepat ini mesti diyakinkan kepada wisatawan. Agar hal ini dapat memberikan rasa aman kepada wisatawan untuk berkunjung.
Sebab kata dia, wisatawan di negara-negara Eropa gemar berkunjung di daerah pegunungan. Apalagi di daerah yang memiliki gunung api aktif.
“Di Eropa tidak ada pemandangan alam seperti di Sulut. Nah inilah keunggulannya, kita punya gunung api dan pemandangan alam, udaranya bagus. Ini tidak ada di wilayah Eropa,” ujarnya.
Selain itu kata dia, bisnis perhotelan di Sulut utamanya di Kota Manado mesti menyertakan label bangunan aman dari gempa. Bukan hanya itu, hotel juga sedapatnya harus terhubung dengan peringatan tsunami.
“Saya kira untuk meyakinkan wisatawan bahwa konstruksi hotel aman dari gempa, maka pihak hotel paling tidak menyertakan label gedung tahan dari gempa,” paparnya. (stenly sajow)