MANADO— Kompetensi guru di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), masih tergolong rendah. Dampak peningkatan kualifikasi dan sertifikasi terhadap profesional seorang guru, dari rentang angka 1-10 nilainya hanya 6,3. Padahal semestinya nilainya harus minimal 7,0. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI memposisikan Uji Kompetensi Guru (UKG) Sulut, masuk urutan ke-24 dari 35 provinsi di Indonesia. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh bagi kualitas sumber daya manusia (SDM), terlebih para lulusan sekolah di berbagai tingkatan.“Kompetensi guru selama ini meningkat, tetapi masih jauh dari harapan. Semestinya pendidikan yang baik itu, bukan hanya sarana-prasarana yang baik, tapi gurunya juga harus berkualitas baik dan profesional,” aku Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulut, dr Grace Punuh.
Menurut Punuh, pihaknya terus memacu peningkatan sektor pendidikan melalui sejumlah program. Punuh pun menyebut, setiap tahun banyak guru ikut kompetensi untuk meningkatkan kualitasnya. “Kita terus berbenah untuk meningkatkan sektor pendidikan di Sulut,” ujarnya. Dia menuturkan, selain kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah menjadi perhatian untuk dibenahi. Begitu juga soal pemerataan guru, kini tengah dikaji agar penempatan para tenaga pengajar tersebut nanti bisa sesuai dengan wilayah domisilinya. Punuh menambahkan, peningkatan sarana dan sarana belajar juga terbantu dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mulai disalurkan Februari ini. Total dana bantuannya sebesar Rp504 miliar yang diperuntukan untuk SMA/SMK. “Ini juga akan membantu semua sekolah, baik di kepulauan dan daratan untuk memperoleh fasilitas dan sarana belajar dan mengajar yang memadai. Kita terus berkomitmen agar pendidikan Sulut setiap tahun dapat lebih berkembang,” tandasnya. Dia mengatakan, saat ini jumlah tenaga pendidik di Sulut sekira 7.219 orang. Dari jumlah guru yang ada, rata-rata sudah UKG, dan sebanyak 6.000-an sudah bersertifikasi profesi guru. (rivco totoliu/arisandy)
Tinggalkan Balasan