Cuaca ekstrem melanda bumi Karangetang Mandolokang Kolo-kolo, dalam beberapa hari terakhir.

ONDONG – Cuaca buruk masih melanda perairan Kabupaten Kepulauan Sitaro, sebulan terakhir. Pasca adanya tiupan angin kencang membuat perairan saat ini bergejolak.

Kondisi ini membahayakan nelayan untuk melakukan rutinitas melaut. Sontak saja, sejumlah nelayan memilih menambatkan perahu di pinggir pantai. Bahkan, mereka beralih profesi untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Saat ini ombak masih tinggi. Kami tidak berani melaut karena membahayakan keselamatan,” ujar Christopel Gansa, nelayan asal Kelurahan Ondong, Rabu (11/7/2018).

Dengan demikian, lanjut dia, untuk mengisi waktu luang ia lebih memilih menjadi tukang ojek. “Pergi melaut masih beresiko. Sehingga untuk sementara gantung jala dan jadi tukang ojek. Hasilnya lumayan untuk beli kebutuhan hidup sehari-hari,” ucapnya lagi.

Sementara itu, Markus Kalanisang, nelayan asal Kecamatan Siau Timur Selatan, mengungkapkan hal senada. Dia menuturkan, cuaca ekstrem sering melanda Pulau Siau. Untuk itu, ia sudah mengambil langkah antisipasi untuk menafkahi keluarga dengan menjadi buruh petik pala.

“Kita harus pintar mencari peluang. Menjadi buruh petik pala menjadi pilihan alternatif saat ini. Karena sudah memasuki masa panen,” ujarnya di Ulu kemarin.

Secara terpisah, Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro Toni Supit menambahkan, solusi yang diambil oleh para nelayan sudah tepat. “Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya para nelayan nanti melakukan rutinitas melaut apabila kondisi laut sudah meredah. Jika pun melaut di dekat pantai saja,” imbau Supit.(jackmar tamahari/stn)