MANADO-Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulut, Marly Gumalag mengajak masyarakat untuk menyelamatkan populasi penyu dari ancaman kepunahan.
Kata Marly, populasi hewan yang dilindungi tersebut sangat rawan dari berbagai gangguan. Penyu ketika bertelur hingga menetas anak penyu (tukik), biasanya sangat kecil kemungkinan untuk bisa hidup lebih lama.
“Biasanya tukik setelah dilepas ke pantai hanya sebagian kecil saja yang bertahan. Ini yang mesti kita perhatikan dengan menjaga populasi penyu ini,” kata Gumalag, Senin (16/7/2018).
Dia menyebut, mengisi kegiatan Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2018, pihaknya melakukan sejumlah kegiatan dengan tema “Harmonisasi Alam dan Budaya”. Salah satu diantaranya yakni pelepasan liaran 250 anak penyu di Pantai Ranowangko, Kecamatan Kombi, Minahasa, 23 Juni 2018 lalu.
“Penyunya diambil dari tempat penanggakaran. Ini salah satu upaya untuk tetap menjaga populasi penyu supaya tidak punah,” ungkapnya.
Lanjut Marly, pihaknya melakukan kegiatan tanam mangrove di pinggir Pantai Bahoi, Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara (Sulut). Kemudian, ada juga pelaksanaan lomba foto yang masuk rangkaian kegiatan Road to HKAN 2018.
“Acara puncak HKAN 2018 ini, akan berlangsung di Taman Wisata Alam Batu Putuh Bitung, 10 Agustus mendatang. Informasinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan ikut hadir. Intinya, makna pelaksanaam HKAN untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kecintaan akan lingkungan dan alam,” tandasnya.(ivo)
Tinggalkan Balasan