MANADO- Beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) telah melakukan vaksin Measles Rubella (MR) kepada anak-anak.
Adapun efek samping yang biasanya ditimbulkan setelah dilakukan vaksin anak , pasti akan mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi. Tetapi efek sampingnya tidak membahayakan anak sehingga tetap aman divaksin.
Irene Pricilia, warga Kabupaten Minahasa menuturkan, pada 28 Agustus 2018 dilakukannya MR ke tiga anak. Saat itu tidak ada efeknya.
“Namun setelah sekira 8 hari dua anak saya yang berusia 5 tahun dan 1 tahun lebih terkena demam. Namun tidak berbahaya karena bisa ditangani dan sembuh. Satu anak saya mendapat demam pada hari ke 10 pasca di vaksin MR,” terang dia kepada sindomanado.com, Sabtu (8/9/2018).
“Namun belum tahu apakah demam pada ketiga anak saya apakah efek dari vaksin tersebut atau tidak. Intinya jangan panik langsung berkonsultasi dengan dokter setempat,” tambah dia.
Menurut dia, gejalanya demam tinggi dan saat diberikan obat paracetamol, beberapa menit kemudian demam turun namun demam kembali naik.
“Tapi sekali lagi semua bisa teratasi dengan obat yang diberikan dokter anak di rumah sakit,” jelas dia.
Dilansir dari okezone.com dimana pemberian vaksin MR telah dilaksanakan oleh pemerintah sejak awal Agustus 2017, lalu.
Kejadian ikutan pasca vaksin yang dialami anak-anak biasanya demam, ruam, hingga kejang. Namun, kejadian pasca imunisasi ini bukanlah diagnosa.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr dr Hindra Irawan Satari SpA(K) mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan kejadian pasca imunisasi yang parah. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan efek samping atau gejala setelah disuntik MR.
“Efeknya demam ringan pada campak dari 13 Juta anak, misalnya 5% demam pada 7-12 hari. Nyeri ringan terjadi dalam 24 jam di tempat suntikan. Kalau ruam 2% biasanya juga timbul 7-12 hari. Ada juga efek kejang tapi karena riwayat keluarganya,” kata dr Hindra.
dr Hindra menjelaskan, efek samping ini terjadi akibat pemberian vaksin MR yang merupakan virus yang dilemahkan. Sehingga ada reaksi yang dialami anak yang berisiko dengan medik.
Kemudian virus tersebut merupakan benda asing yang masuk ke dalam tubuh, sehingga ada reaksi gejala yang membuat anak sakit. Tetapi dosis yang diberikan pada anak telah disesuaikan.
“Vaksin yang diberikan kepada anak kita adalah virus yang dilemahkan. Jadi seperti memberi bibit penyakit yang dilemahkan, sehingga ada reaksi oleh tubuh yang menimbulkan gejala ringan,” imbuhnya.
Namun, kejadian ikutan pasca vaksin tersebut tergolong jarang terjadi. Laporan di lapangan hingga saat ini, efek dari vaksin MR hanya sebagian anak mengalami demam dan ruam saja.
Masyarakat harus tahu, pemberian vaksin MR ini bukan tidak ada tujuan. Pemerintah ingin mengeliminasi kasus campak dan rubella yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Dampak dari kedua virus tersebut cukup fatal bisa menimbulkan kematian, tetapi dapat dicegah.
“Kita ingin sekali Indonesia bebas tuli, buta, jantung bocor dari dampak campak dan rubella ini tahun 2030. Karena itu, masyarakat jangan ragu untuk memberikan vaksin kepada anaknya. Ini sudah terbukti aman kok,” simpul dr Hindra. (valentino warouw/rds/okezone)
Tinggalkan Balasan