MANADO-Tim Pelayanan Misi Imagodei dari Kabupaten Fak-Fak Provinsi Papua Barat selang sebulan berjalan ini mendatangi sejumlah gereja Pantekosta di wilayah Sulut untuk menggelar sharing pelayanan dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).

Tim pelayanan ini saat berkunjung ke gereja menampilkan tarian adat Papua yang membuat kekaguman tersendiri dari jemaat yang menyaksikannya.

Sejumlah jemaat yang didatangi antaranya wilayah Langowan Barat, tepatnya Desa Kopiwangker di Gereja GBT Kasih Karunia, Desa Paslaten Langowan di GPI Paslaten.

Kemudian, di wilayah Tondano dengan mendatangi Persekutuan Doa Kristus Jawaban.

Terakhir, di Desa Klabat Kecamatan Dimembe di GPDI Filadelfia, serta melanjutkan KKR dibeberapa tempat seperti Persekutuan Doa Agape Kombos, GPI Kombos Kota Manado serta GSII Air Hidup Bitung.

Ketua Pelayanan Misi ImagodeiPdt Jerry Kembuan mengatakan, perjalanan tim pelayanan misi Imagodei dari Fak-Fak Papua Barat berawal dari kerinduam untuk memberitakan Injil ke daerah Sulut lewat bentuk puji-pujian, serta mempromosikan dan mengenalkan budaya Papua di Sulut. Program ini juga sejalan dengan masuknya injil ke tanah Papua sejak tanggal 5 Februari tahun 1854 oleh Kedua Misionari Otto dan Gesler.

“Kalau pada saat itu Injil masuk di Papua, sekarang oleh dorongan roh kudus Injil bergerak dan diberitakan dari tanah Papua lewat pembritaan Injil dalam ibadah-ibadah KKR disertai dengan tarian dari Papua,” tuturnya, Jumat (28/9/2018).

Kembuan yang juga Gembala Sidang Gereja Penyebaran Injil Indonesia Jemaat Imagodei Fak-Fak Papua Barat mengatakan, pihaknya sangat bersyukur atas respon warga jemaat pantekosta yang ada di Sulut, dalam menyambut tim pelayanan dari Papua ini.

“Apa yang kami lakukan untuk Supaya nama Tuhan Yesus dimuliakan dan memperkenalkan budaya papua lewat tarian khas Papua kepada masyarakat Sulut,” terangnya.

Yehuda Wagab, selaku anggota Tim Pelayanan Misi Amagodei menambahkan, bahwa jemaat di Sulut sangat antusias melihat pelayanan KKR yang diberikan oleh tim dari papua yang mempertontonkan budaya papua.

“Bentuk pelayanan masyarakat papua umumnya selalu menonjolkan budaya adat masyarakat papua. Inilah yang membuat ibadah pelayanan menarik dan unik. Namun semua itu dilakukan untuk kemulian nama Tuhan,” ucapnya. (fernando kembuan)