Kamis, 11 Oktober 2018, kami mencoba menembus daerah Kulawi kabupaten Sigi. Kami berjalan selama 6 jam, padahal jarak Kota Palu ke Kecamatan Kulawi kira-kira 50 Km.

Tetapi Gempa bumi dahsyat akhir September lalu mengisolir wilayah pebukitan ini. Longsor menutup akses jalan. Sesudah perjalanan yang menegangkan, akhirnya kami tiba di wilayah ini.

Dan mulai mendistribusikan bantuan kepada umat dan masyarakat sejauh kami mampu. Bersama relawan yang lain Jansen, Sammy, Anto, Sr. Theresita, DSY dan Ibu Aske, kami berjumpa masyarakat. Perjalanan ke Kulawi diawali dengan kedatangan Ibu Pendeta ke Posko Santa Maria, membawa data keadaan di Kulawi, bahkan Ibu Pendeta yang baik hati ini menjadi penunjuk jalan bagi kami.

Menembus Daerah Terisolir Kulawi, Palu, Sulteng (Istimewa)

Luar biasa, terima Kasih Ibu pendeta yang punya semangat dan berjuang untuk mendapatkan bantuan. Dengan senang hati kami membagi bantuan yang memang tidak seberapa.

Tak terasa malampun tiba, gerimis yang sejak kami tiba datang dan pergi sesuka hatinya membuat kami was was untuk pulang karena harus melewati perbukitan yang licin dengan longsor yang mengancam sepanjang perjalanan. Akhirnya mengingat situasi dan kondisi, bapak Camat dan bapak Kapolsek meminta kami untuk bermalam.

Ketua Stasi Kulawi menyiapkan kami tempat berteduh untuk beristirahat melewati malam. Sama seperti semua masyarakat pada umumnya, kamipun berkemah di halaman rumah beliau. Melupakan dingin menunggu pagi dalam lelapnya mimpi.

Banyak pula umat Stasi yang rumahnya hancur total dan mengungsi. Meski berjauhan mereka dengan penuh sukacita datang menerima bantuan yang disalurkan.

Menembus Daerah Terisolir Kulawi, Palu, Sulteng (Istimewa)

Pagi ini, jumat 12 Oktober kami hendak kembali ke Posko Santa Maria di Palu, tetapi ternyata kami harus bersabar. Jalan kembali ke Palu masih belum bisa. Ada longsoran batu batu di jalan. Dan beberapa pemotor memberi informasi bahwa ada Lumpur tebal di jalan.

Kami masih tetap bersabar sambil menyemangati saudara saudari di Kulawi untuk Bangkit seperti pesan Bpk. Uskup Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC. dalam misa bersama relawan dan umat di pendopo Paroki St. Maria BHK, kita harus kuat dan bangkit bersama Kristus. Kuat dan Bangkit.  (Komsos Manado/valentino warouw/rds)