MANADO—Kementerian Pertanian RI melepas ekspor Desiccated Coconut atau Kelapa parut kering asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ke pasar Eropa dan Amerika.
Pelepasan ekspor ini dilakukan pada moment Konferensi Nasional Kelapa IX (KNK IX) & International Coconut Conference and Expo di Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), di Manado.
Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian Muhammad Syakir mengatakan, pemerintah tidak hanya mendorong produk kelapa seperti kopra untuk diekspor. Akan tetapi produk turunan kelapa lainnya seperti kelapa parut kering.
“Kelapa parut kering ini memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi, ini produk yang terus kami dorong,” terang Syakir, saat melepas ekspor produk Desiccated Coconut di Balit Palma Manado saat Expo Kelapa, Sabtu, 17/11/2018.
Menurut dia, pada tahun ini Sulut mengekspor sebanyak 11,380 metrik ton (MT) kepala parut kering. Produk ini dihasilkan oleh PT. Royal dan PT. Global yang beroperasi di Sulut.
Kepala parut kering ini merupakan salah satu upaya mendukung pengembangan kelapa secara berkelanjutan.
Sebagai informasi, di tahun 2017 terdapat peningkatan yang signifikan ekspor kelapa dan produk-produk turunannya, dari US$ 793,3 juta di tahun 2013, menjadi US$ 1,4 milyar (14,1 triliun rupiah) di tahun 2017, atau meningkat sebesar 43%. Nilai ekspor sektor perkebunan sendiri secara umum mencapai Rp432,4 triliun atau 96% dari total nilai ekspor pertanian pada tahun 2017.
Produk kelapa yang diekspor antara lain Dessicated coconut (DC), Coconut crude oil (CCO), turunan CCO, kelapa bulat, karbon aktif, dan air kelapa yang diekspor ke beberapa negara tujuan seperti PNG, Filipina, China, USA, Belanda, Vietnam, Singapura, Korsel, Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Polandia, Kuwait, Uruguay, Malaysia dan Slovakia.
Kepala Balai Penelitian Tanaman Palma Ismail Maskromo mengatakan, KNK IX diprakarsai Badan Litbang Pertanian cq Balai Penelitian Tanaman Palma Lainnya (Balitpalma) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, dan dilaksanakan secara nasional setiap empat tahun.
Kongres ini telah dilaksanakan hingga sembilan kali di beberapa tempat di Indonesia yang merupakan pusat/sentra kelapa.
“Tema KNK IX yaitu Sinergisme untuk Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Industri Kelapa,” ujarnya.
Menurut dia, Tujuan KNK IX adalah untuk membangun sinergitas diantara stakeholders untuk mengakselerasi peningkatan kesejahteraan petani, pemenuhan kebutuhan kelapa serta produk turunan yang berkualitas ekspor serta industri berkelanjutan.
Mendesiminasikan hasil-hasil penelitian unggulan di bidang perkelapaan kepada masyarakat luas. Menumbuhkan kreativitas dalam pengembangan produk berkualitas melalui festival produk kelapa yang inovatif dan berdaya saing tinggi. Serta memberikan bantuan sosial benih kelapa unggul bersertifikat kepada masyarakat
Akselerasi peningkatan pendapatan petani demi keberlanjutan industri kelapa dapat dilakukan antara lain dengan pendekatan yang komprehensif melalui sinergi semua stakeholder guna mewujudkan peran strategis masing-masing secara maksimal, terarah dan berkelanjutan.
Kegiatan ini dihadiri lebih dari 700 peserta yang berasal dari dalam maupun luar negeri, meliputi International Coconut Community (ICC), Filipina, Australia, Vietnam, para pelaku bisnis/industri hilir sektor perkebunan, petani, LSM, asosiasi kelapa, perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, peneliti, mahasiswa, akademisi, media pers, dan masyarakat pemerhati kelapa. (stenly sajow)


Tinggalkan Balasan