BITUNG— 21 Februari diperingati sebagai Hari Perduli Sampah Nasional. Bertepatan dengan perayaan tersebut, kelompok kampanye penyelamatan satwa liar Selamatkan Yaki (SY) turut dalam kegiatan bersih sampah di Festival Tangkoko, Minggu (21/2/2019).

Reyni Palohoen, Sekertariis program SY mengungkapkan kegiatan ini melibatkan lebih dari 50 orang. “Yang turut dalam kegiatan ini  salain Selamatkan Yaki ada kelompok Guide Tangkoko, Pemkot Bitung, Dinas Lingkungan Hidup Bitung, BKSDA Sulut, Macaca Nigra Project, serta siswa-siswi dari Kelurahan Batu Putih,” ujarnya.

Dia juga menerangkan rute pembersihan dengan menyusuri pesisir Hutan Tangkoko, dimulai dari pesisir Pantai Mulukwala, hingga pos dua TWA Batu Putih.

Menurut dia, Cagar Alam Tangkoko merupakan hutan istimewa. Cagar alam yang terletak di daerah pesisir pantai ini merupakan rumah bagi banyak sekali spesies tumbuhan dan satwa liar seperti Yaki, Kuskus, Tarsius dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, sangat penting menjaganya dari berbagai ancaman termasuk sampah.

“Tangkoko yang disebut sebagai benteng pertahanan terakhir bagi Yaki, harus dijaga dan dikelola dengan baik bersama-sama. Bukan hanya BKSDA sebagai pengelola serta Pemerintah Kota Bitung, namun semua unsur yang terkait di dalamnya,” terangnya lagi.

Dalam waktu empat jam, lebih dari 50 karung terisi dengan banyak sekali sampah yang sebagian besar di dalamnya adalah sampah plastik sekali pakai.

Reyni juga menambahkan, sejalan dengan program Pemerintah Kota Bitung yakni Bitung Go Green, Less Plastic City, maka cara berkontribusi untuk menjaga lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang mudah dan dapat dimulai dari diri sendiri.

Selain membuang sampah pada tempatnya, membawa botol minum dan kantong belanja sendiri juga membantu pengurangan konsumsi sampah plastik sekali pakai. Menurut dia, tindakan positif kecil yang dilakukan oleh banyak orang maka akan membawa dampak positif yang besar.

Dia juga berharap, semoga kegiatan bersih-bersih pantai ini dapat menginspirasi banyak orang untuk menjaga kebersihan lingkungan, serta dapat ditiru lebih banyak orang sebagai usaha bersama melindungi alam.

Ifon Bawowode, Ketua Kelompok Guide Tangkoko, mengatakan, para pemandu di dalam TWA Batuputih selalu mengingatkan para tamu untuk menjaga kebersihan saat berkunjing, namun TWA Batuputih sering mendapat sampah kiriman dari laut. “Sampah yang terbawa dari laut sangat mengganggu aktivitas pariwisata di TWA Batuputih dan terutama sangat berbahaya bagi spesies di dalamnya seperti yaki yang daerah lintasannya melewati pesisir pantai,” terangnya. (Ilona Piri)