MANADO- Prabowo Subianto anak tercinta dari almarhum Dora Marie Sigar tak lupa akan kampung halamannya Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Prabowo, asli orang Minahasa ini memilih Provinsi Sulut sebagai tempat pertama untuk kampanye sebagai Calon Presiden (Capres) RI Nomor Urut 02 pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang berpasangan dengan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Uno.
Dibandingan dengan Capres RI Joko Widodo nomor urut 01 memilih kampanye pertama di Stadion Maulana Yusuf Serang, Banten.
“Saya ini Orla atau Orang Langowan, jadi saya berharap masyarakat Sulut bisa membantu saya, pilihlah seorang putra Minahasa ke istana negara,” ujar Prabowo, saat melaksanakan kampanye terbuka di lapangan Kampung Ketang Ternate Baru.
Lanjut dia, berharap mendapat dukungan dari masyarakat Sulut sehingga bisa terpilih menjadi Presiden RI untuk lima tahun kedepan. “Saya Berjanji akan mengupayakan menurunkan harga-harga yang menurut masyarakat terlalu tinggi dan memberatkan,” terang Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
“Berdasarkan informasi dari pakar-pakar yang saya kumpulkan, mereka melaporkan kalau harga listrik dan daging bisa diturunkan dalam 100 hari kerja apabila terpilih menjadi Presiden,” beber dia, didampingi Ketua Partai Gerindra Sulut Wenny Lumentut dan Sekretaris Melky Suawah.
Diketahui, sumber dari wikipedia dimana, Dora Marie Sigar Ibu dari Prabowo Subianto sendiri lahir di Manado, Provinsi Sulut pada 21 September 1921 dan meninggal di Singapura pada 23 Desember 2008 pada umur 87 tahun.

Dora adalah istri dari salah seorang ekonom Indonesia Soemitro Djojohadikoesoemo. Dora memiliki dua orang puteri, Biantiningsih Miderawati Djiwandono (istri Soedradjad Djiwandono) dan Marjani Ekowati le Maistre, dan dua orang putera, Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Hashim Sujono Djojohadikusumo.
Dora Marie menikah dengan Profesor Sumitro Djojohadikusumo pada 7 Januari 1946 di Jerman. Dora Marie Sigar bertemu pertama kali dengan Profesor Sumitro Djojohadikusumo tahun 1945 di sebuah acara mahasiswa Kristen Indonesia di Rotterdam, Belanda. Saat itu ia belajar di sekolah ilmu keperawatan bedah di kota Utrecht, Belanda.
Selama hidupnya, Dora Marie Sigar penganut agama Kristen yang berdarah Manado-Jerman itu setia mendampingi Profesor Sumitro Djojohadikusumo dalam pengasingan maupun dalam perjuangan membangun Republik Indonesia. Dora dikenang anak-anaknya sebagai ibu yang penyayang.
Dora dikenal sahabat-sahabatnya sebagai pemain bridge yang tangguh dan sebagai pengurus Persatuan Bridge Indonesia. (Christy Lompoliuw)
Editor: valentino warouw
Tinggalkan Balasan