MINUT-Kaum Muda Pecinta Alam (KMPA) Tunas Hijau merupakan salah satu organisasi pecinta alam di Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Kelompok pecinta alam tersebut hari ini genap 19 tahun.
Diwawancara kemarin, salah seorang anggota Cindy Iin Samiadji mengungkapkan, di HUT ke 19 ini Tunas Hijau berkomitmen untuk tetap aktif kampanye pelestarian alam.
Kepada Sindomanado.com, ia menceritakan awal terbentuknya Tunas Hijau. “Dari hobi naik gunung. Selanjutnya kami berfikir untuk  mulai kampanyekan pelestarian lingkungan ketika melihat rusaknya hutan gunung Klabat akibat penebangan liar, dari kampanye awal cukup berhasil karena penebangan hutan berhenti. Kampanye kemudian berlanjut sampai saat ini, dan kedepannya nanti” terangnya.
Menurut dia. bentuk kampanyenya beragam. Lewat musik mereka membentuk band Lamp Of Bottle dengan lagu yang diciptakan khusus untuk kampanye pelestarian lingkungan. Beberapa lagunya di antaranya Lawan Reklamasi, Negri Bencana, Hijau, Pulau Bangka, dan Belajar dari Alam Berbuat Untuk Alam.
Selain dengan musik, beberapa cara kreatif lain adalah dengan membuat sablon baju maupun pernak-pernik bertuliskan ajakan menjaga alam.
Bersama komunitas pecinta alam lain di Minut, Tunas Hijau ikut membentuk Solidaritas Pecinta Alam Minahasa Utara (SPAMU). Gabugan organisasi pecinta alam Minut ini kemudian sepakat untuk bergiliran menjaga pintu masuk jalur pendakian Gunung Klabat.
Tujuannya mendata setiap pendaki dan mengontrol sampah yang akan dibawa naik maupun turun. Terkadang SPAMU secara sukarela melakukan pembersihan sampah di puncak.
Tak hanya soal pelestarian lingkungan, ia menambahkan Tunas Hijau turut aktif mengkampanyekan masalah sosial, seperti penggusuran, kampanye kesetaraan hak, hingga menolak korupsi.
Terpisah, Ketua Tunas Hijau, Kassa Abdullah mengatakan, organisasi tersebut juga aktif suarakan pelestarian lingkungan di perayaan tertentu seperti hari bumi, hari konservasi, hari primata, dan hari besar lingkungan lainnya.
Di ulang tahun ke 19 ia mengungkapkan harapannya untuk organisasi kebanggaannya tersebut.
“Semoga Tunas Hijau tetap kritis menyuarakan pelestarian lingkungan, hingga generasi keanggotaan selanjutnya.” tutupnya. (ilona piri)