MANADO- Hari itu Rabu, 17 April 2019, adalah hari yang bisa dikatakan sejarah sepanjang pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia. Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) jadi saksi Pemilu serentak menggambungkan pertama kalinya Pemilihan presiden (Pilpres) dan Pemilihan legislatif (Pileg).

Penyelenggara Pemilu yakni, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) terlebih khusus Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Badan Pengawas Pemilu  (Bawaslu) Provinsi Sulut menjadi ujung tombak sukses dan tidak suksesnya Pemilu di Tanah Nyiur Melambai ini.

Semua harus dikorbankan oleh Komisioner KPU dan Bawaslu, mulai dari waktu pekerjaan, waktu untuk teman dan waktu untuk keluarga serta anak-anak dirumah.

Hari itu, kompak lima Komisioner KPU Sulut Divisi keuangan, umum, logistik dan rumah tangga Ardiles Mewoh, Divisi teknis penyelenggara Yessy Momongan, Divisi sosialiasi, pendidikan pemilih, partisipasi masyarakat dan sdm Salman Saelangi, Divisi perencanaan, data dan informasi Lanny Ointu dan Divisi hukum dan pengawasan Meidy Tinangon berkunjung ke beberapa kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulut.

KPU – Bawaslu Sulut saat berada di lokasi TPS Kota Bitung.

Kelima komisioner didampingi Ketua Bawaslu Sulut Herwyn Malonda. Pun, memantau langsung jalannya pemungutan bahkan sampai penghitungan suara.

“Kegiatan ini bagian monitoring kami, berkunjung ke TPS yang ada di kabupaten/kota dengan langsung mengecek jalannya pemungutan sampai penghitungan suara,” ujar Ketua KPU Sulut Ardiles Mewoh, membuka pembicaraan dengan SINDOMANADO.COM, Kamis (18/4/2019).

Menurut dia, dari hasil monitoring dimana melihat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) bekerja dengan semangat hingga larut malam bahkan dini hari masih dalam penghitungan suara.

“Kami KPU Sulut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada KPPS yang telah melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku,” ungkap dia.

Lanjut Mewoh, memberi apresiasi juga bagi KPU yang ada di 15 Kabupaten/Kota, PPK dan PPS yang sudah bekerja semaksimal mungkin dari tahapan awal hingga hari pemungutan dan perhitungan suara.

“Saya berharap kiranya bisa terus bekerja sesuai aturan yang berlaku. Dan bagi yang terbukti serta kedapatan melanggar aturan kami akan langsung proses dan ditindak sesuai aturan yang berlaku,” tegas komisioner KPU Sulut dua poriode itu.

Terpisah, Komisioner KPU Sulut Salman Saelangi mengatakan, sebelum hari H dimana setiap seminggu paling sedikit dua kali berangkat keluar daerah dari Manado untuk ikut kegiatan. Setelah balik ke Manado langsung dihadapkan lagi dengan kegiatan.

“Saya sendiri sempat sakit sebelum hari H, tapi saya tidak boleh sakit karena besoknya sudah tanggal 17 April 2019. Karena hari itu akan melakukan pemantauan langsung demi lancar terlaksana Pemilu 2019 dan tingkat partisipasi bisa terus meningkat untuk capai target bahkan kalau bisa diatas 77,5 persen,” terang Saelangi.

Pantauan, rombongan monitoring star dari Kantor KPU Provinsi Sulut sekira Pukul 09.00 Wita, kemudian mengunjungi beberapa TPS yang ada di Kota Manado, selanjutnya mengunjungi beberapa TPS yang ada di Desa Sea, Kabupaten Minahasa.

Pukul 12.00 Wita rombongan bergerak ke arah Kota Tomohon mengunjungi langsung TPS yang ada di Kakaskasen dimana ramai dikunjungi pemilih yang sedang antri. Sekira sejam bercakap bersama pengunjung lima komisioner langsung menuju ke Tondano, Kabupaten Minahasa.

Komisioner KPU Sulut Meidy Tinangon, saat selesai nyoblos.

Sesampainya di Tondano, komisioner mengunjungi beberapa TPS didampingi Ketua Bawaslu Sulut. Setelah itu, rombongan langsung menuju ke Kabupaten Minahasa Utara dan mengunjungi beberapa TPS.

 

Pukul 17.00 Wita rombongan melanjutnya monitoring ke Kota Bitung dan mengunjungi beberapa TPS dan langsung disambut KPU Kota Bitung kemudian kembali ke Kota Manado untuk melakukan monitoring intens. (valentino warouw)