AirNav: Bandara Manado Miliki 7 Penerbangan Internasional

oleh
Frekuensi penerbangan internasional di Manado terus bertambah. Tampak General Manager  AirNav Indonesia Bandara Samrat Manado, Danan Suseno, Kamis, 26/9/2019. KORAN SINDO MANADO

MANADO— Air Navigation (AirNav) Indonesia menilai frekuensi penerbangan rute internasional di Bandara Sam Ratulangi Manado terus mengalami peningkatan.

“Ada yang menarik di Manado kalau saya monitor ada tujuh penerbangan internasional yang eksis,” ujar General Manager  AirNav Indonesia Bandara Samrat Manado, Danan Suseno, Kamis, 26/9/2019.

Danan mengatakan, sebelumnya memang enam penerbangan. Tapi pada Jumat, 27/9/2019 Garuda Indonesia akan meresmikan penerbangan internasional di Manado dengan rute Manado-Davao, Filipina.

Selain Garuda Indonesia, penerbangan internasional juga dilakoni maskapai Lion Air dengan rute Manado ke China, Sriwijaya Air dengan tujuan Manado ke China, serta Silkair dengan rute Manado- Singapura.

Sementara itu, secara umum total operasional penerbangan di Bandara Sam Ratulangi rata-rata 60 penerbangan setiap hari.

Lanjut dia, jika dibandingkan dengan tahun lalu jumlah penerbangan itu turun sekira 20%. “Mungkin kalau dibandingkan tahun lalu yang sebelum  ada krisis penerbangan salah satunya harga tiket naik, ini turun di 20%. Dulu di awal saya masuk masih di 80 penerangan setiap hari,” jelasnya.

Meskipun demikian, pihaknya terus memperbaharui sistem kenavigasian. Salah satunya dengan menghadirkan Instrument Landing System (ILS). ILS ini  merupaan fasilitas yang masih terbilang baru di Manado. Fungsinya membantu navigasi pesawat disaat hendak mendarat.

“Di Manado sudah dilengkapi alat navigasi instrument landing system untuk membantu pilot saat mendarat dalam keadaan cuaca buruk,” paparnya.

Dia menjelaskan, ILS memiliki teknologi yang memandu pesawat dalam dua dimensi yakni horisontal dan vertikal.

Khusus Manado dan daerah lain mempunyai kontur bukit yang banyak. Tentu hal ini akan membuat pilot takut mendarat saat cuaca kurang bagus. Misalnya hujan segala macam seperti itu.

“Karena kalau pakai alat terbaru ini pilot  hanya melihat pada instrumen saja, jadi diluar gelap pun pilot dapat mengikuti apa yang ditunjukan indikator itu. ILS akan dituntun pada arah landasan pacu yang bagus. Dalam hal ini dia tidak melenceng ke kanan dan kiri tidak terlalu tinggi atau rendah,” jelasnya.  (stenly sajow)