INFORMASI dan pengetahuan tentang pencegahan penyakit menular seksual (PMS) sangat penting di kalangan remaja yang memasuki pubertas.
Sayangnya, pendidikan kesehatan reproduksi di Indonesia tidak umum dilaksanakan. Menanggapi fenomena ini, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unsrat melalui tim pelaksana PKM, intens menggelar sosialisasi yang menyasar siswa usia remaja.
Teranyar, kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di SMP Negeri 1 Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara.
“Pemberian pendidikan dan informasi mengenai masalah seksual masih sangat minim dan masih menjadi pro dan kontra di masyarakat. Oleh karena itu informasi tentang pengetahuan akan pencegahan penyakit menular seksual pada siswa –siswi dengan media informasi yang benar sangat diperlukan agar dapat meningkatkan pengetahuan siswa-siswi tentang pencegahan PMS tersebut sehingga mereka dapat menghindari secara dini,” ujar Ketua Tim pelaksana PKM dr Chreisye K.F Mandagi didampingi Anggota, dr Sekplin A.S Sekeon, Kamis (26/9/2019)
Menurut dr Chreisye, dengan penjelasan serta bimbingan terarah kepada para siswa, guru dan orang tua akan sangat membantu mereka untuk melakukan tindakan yang benar meminimalisasi atau menghadapi PMS yang disebabkan infeksi yang menular melalui hubungan intim.
“Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri di area kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya, chlamydia, gonore, sifilis, trikomoniasis dan HIV. Jika penyakit tersebut tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan komplikasi yaitum peradangan pada mata, radang sendi, nyeri panggul, radang panggul, infertilitas, penyakit jantung, kanker serviks, kanker anus. Langkah utama pencegahan penyakit menular seksual adalah menerapkan perilaku seks yang aman,” tukas dokter cantik dan murah senyum itu. (kimgerry)
Tinggalkan Balasan