BITUNG– Wakil Wali Kota Bitung Maurits Mantiri membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Dinas Kesehatan dan Lintas Sektor tentang kewaspadaan polio dan migrasi malaria di Ruang Sidang Lantai 4, Kantor Wali Kota Bitung.

Dalam sambutannya, Mantiri mengatakan sangat bersyukur atas dilaksanakannya kegiatan ini, yang merupakan respon dari Pemerintah Kota Bitung terhadap imbauan Pemerintah Pusat.

“Saya berharap, Rakor yang menindaklanjuti surat edaran Menteri Kesehatan tentang kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB) Vaccine Derived Polio Virus (VDPV) Tipe 2 yang perlu diwaspadai ini, membawa hasil yang positif. Mengingat polio merupakan salah satu wabah yang berbahaya, yang biasa dikenal dengan istilah lumpuh layu, seperti yang terjadi di Filipina,”harapnya.

Mantiri menambahkan, polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui makanan dan minuman dan telah terkontaminasi feses atau tinja penderita dan umumnya menyerang anak-anak. Adapun gejala polio ditandai dengan rasa demam, lelah,  sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai bawah dan lengan. 1 dari 200 infeksi dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, dan 5 sampai 10% penderita kelumpuhan mengalami kelumpuhan pada otot-otot pernapasan sehingga menyebabkan kematian.

Lanjut dia, melalui rakor ini semua yang terundang dapat meningkatkan Kewaspadaan terhadap KLB Polio VDPV Tipe 2 ini sebab kota Bitung yang terletak di ujung bibir Pasifik merupakan salah satu pintu masuk warga Filipina yang memiliki kekerabatan dengan kelompok-kelompok habitat warga Filipina (Special Community) di Bitung oleh karena mata pencaharian ataupun adanya ikatan perkawinan.

Turut hadir, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Dr Steven Dandel MPh, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bitung dr Frangki Soriton MPHM, dan seluruh Kepala Puskesmas Kota Bitung. (Yappi Letto)