MANADO—Bank Indonesia mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap peredaran uang palsu saat moment Natal dan Tahun Baru.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat mengatakan, kewaspadaan itu diperlukan mengingat tingginya frekuensi transaksi di periode Desember.
“Biasanya ada oknum yang memanfaatkan tingginya transaksi di periode Natal dan Tahun Baru, karena itu perlu kewaspadaan,” ujarnya, kemarin.
Karena itu masyarakat perlu mengenali ciri-ciri keaslian rupiah dengan menerapkan metode 3D yakni dilihat, diraba dan diterawang.
Tak hanya itu, untuk memudahkan mengenali keaslian rupiah, masyarakat diimbau agar menjaga dan merawat rupiah dengan metode lima jangan, yakni jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, serta jangan dibasahi.
Hanya saja kata dia, penemuan uang palsu di Provinsi Sulut sudah menurun. Di mana jumlah uang palsu yang ditemukan pada 2018 hingga posisi November sebanyak 850 lembar sedangkan posisi yang sama 2019 turun menjadi 297 lembar. Adapun pecahan yang paling banyak dipalsukan yakni 100 ribu dan 50 ribu, dan yang paling banyak ditemukan oleh perbankan juga masyarakat. “Hal ini menandakan bahwa masyarakat di Sulut semakin tahu membedakan mana uang rupiah asli dan palsu,” kata Arbonas.
Dia mengatakan hal ini perlu diwaspadai, walaupun terjadi penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tapi biasanya oknum tidak bertanggungjawab tersebut memanfaatkan momen hari raya keagamaan, untuk menyebar uang palsu. (stenly sajow)
Tinggalkan Balasan