MANADO – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah (Disnakertransda) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memantapkan kinerja dalam menunjang program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) khusunya dalam menekan angka pengangguran di Bumi Nyiur Melambai.
Kepala Disnakertransda Sulut Erny Tumundo melalui Kasub Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, Ferry Ferdy Teterego mengakui, grafis angka pengangguran terbuka sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami angka penurunan signifikan selang empat tahun kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) di Provinsi Sulut.
“Tahun 2016 tingkat pengangguran terbuka di Sulut sebesar 7,82%. Kemudian tahun 2017 mengalami penurunan dengan angka 7,18%. Tahun 2018 turun menjadi 6,86%, dan tahun 2019 turun lagi menjadi 6,25%,” papar Teterego, Kamis (30/1/2020).
Dia mengatakan, penurunan tingkat pengangguran terbuka tersebut pastinya memberikan kepastian program ODSK yang digenjot Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw sangat manjur menekan angka pengangguran di daerah ini.
“Sesuai arahan pimpinan, kita juga di sini dituntut dapat memaksimalkan program dan inovasi. Target kita di 2020 ini, angka pengangguran dapat turun signifikan,” ucap Ketua Umum Komunitas BIFI MERAH tersebut.
Teterego menjelaskan, tahun ini pihaknya akan menyiapkan kegiatan pameran bursa kerja (job fair) dengan melibatkan para mitra kerja baik universitas untuk menggandeng perusahaan-perusahaan di Sulut yang akan membuka lowongan pekerjaan bagi para pencari kerja (pencaker) di daerah ini.
“Kita rencanakan Maret bersama Universitas Politeknik Manado menggelar job fair. Ini salah satu upaya untuk menyiapkan wadah bagi pencari kerja agar mendapatkan pekerjaan,” tutur F2T panggilan akrabnya.
Dia mengungkapkan, pihaknya juga sedang menyiapkan inovasi untuk bisa menjaring pencari kerja yang tidak tamat di bangku Sekolah Dasar (SD). Pasalnya, sesuai data BPS tersebut, dari angka 6,8% pengangguran terbuka, ada sekira 2,4% pengangguran yang tidak tamat SD.
“Nah, ini yang semantara kita rancang supaya perusahaan bisa mengakomodir para tenaga kerja yang tidak tamat SD tersebut,” terangnya.
Teterego menjelaskan, turunnya angka pengangguran tersebut tak lepas dari upaya Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menggenjot sektor pariwisata Sulut. Banyak kunjungan wisatawan asing (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) memberikan efek positif menghidupkan perekonomian daerah.
“Banyak perusahaan ikut menyerap tenaga kerja. Baik perhotelan, jasa dan tempat usaha lainnya. Ini bukti nyata bagaimana upaya Pemprov Sulut mendorong kesejahteraan bagi masyarakat Sulut,” bebernya.
Modal pariwisata, kata Teterego, menjadi bukti bagaimana Provinsi Bali bisa menekan angka pengangguran masyarakatnya lewat pariwisata. Provinsi Bali tercatat berada di posisi pertama sesuai data BPS yang angka pengangguran terbukanya paling sedikit di Indonesia.
“Di Sulut juga pariwisata terus digenjot. Masyarakat kiranya dapat memahami bagaimana efek positif dari pembangunan pariwisata yang terus kebut OD-SK. Kiranya program ini dapat terus ditunjang bersama untuk membawa Provinsi Sulut semakin hebat kedepan,” tandas pria low profile tersebut. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan