MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menyiapkan strategi dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Bumi Nyiur Melambai di tahun 2020.

Salah satunya memperkuat program baik lewat sektor pariwisata, perkebunan, pertanian dan kelautan yang mempunyai potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat.

Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sulut Hanny Wajong menyebut, Provinsi Sulut mempunyai banyak sektor unggulan yang menjadi andalan untuk mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

“Seperti pariwisata yang memang menjadi sektor menonjol karena peningkatan kunjungan wisatawan asing (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di 2019,” terangnya, Rabu (5/2/2020).

Dia menjelaskan, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, jumlah wisman yang berkunjung ke Sulut di 2019 sebanyak 129.587 orang.

“Kunjungan tersebut didominasi wisman China yang tumbuh sekira 8,01% year on year di 2019. Kemudian diikuti wisman negara Eropa dan Asia,” jelasnya.

Selain pertumbuhan turis China, kata dia, pertumbuhan juga terjadi untuk pelancong asal Jepang. BPS Provinsi Sulut mencatat adanya pertumbuhan 12,87% secara tahunan untuk kunjungan wisman asal Negeri Sakura.

Selanjutnya, kenaikan tajam kunjungan terjadi untuk wisman asal Filipina. Pelancong yang datang dari negara itu ke Bumi Nyiur Melambai tumbuh 137,42% secara tahunan.

“Ini sejalan dengan pembukan rute penerbangan Manado-Davao,” tuturnya.

Wajong mengatakan, peningkatan kunjungan wisnus ke Sulut juga terlihat yang menyentuh angka sekira 3,2 juta orang di 2019.

“Jadi, sektor pariwisata juga punya peran penting untuk menggerakan sektor-sektor lain,” ujarnya.

Dia mengakui, penundaan penerbangan langsung delapan kota di China ke Manado yang disebabkan virus corona memang berpengaruh, tetapi tidak sertamerta mendatangkan kesulitan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

“Memang dominasi kunjungan turis China berdampak positif terhadap peningkatan jumlah nginap di hotel dan penginapan lainnya, jasa transportasi, travel serta tempat-tempat usaha lainnya. Apalagi ini juga berdampak pada PAD seperti di Kota Manado,” paparnya.

Meski begitu, kata Wajong, hal tersebut akan diantisipasi dengan memaksimalkan kunjungan wisman dari luar China, seperti dari Eropa dan Asia, serta wisnus yang potensinya cukup besar di Bumi Nyiur Melambai.

“Mungkin setelah teror virus corona ini usai, pasti penerbangan akan dibuka kembali. Intinya, kita sudah siapkan strategi dalam menopang pertumbuhan ekonomi di 2019,” sebutnya.

Dia mencontohkan, soal nilai ekspor Sulut khususnya Non Migas yang terus meningkat yang di 2019 ini.

“Tercatat mencapai 767,2 juta USD di 2019. Angka itu akan dipertahankan bakan digenjot dengan meningkatkan kualitas ekspor ke luar negeri,” katanya.

Apalagi, lanjut dia, komoditas andalan Sulut menjadi produk yang tidak tergantikan yang menjadi andalan ekspor seperti pala, kelapa dan turunannya. Begitu juga dengan kayu, buah-buahan serta jenis makanan olahan.

“Pastinya, penundaan kunjungan turis China mempunyai pengaruh, tetapi tidak menjadi halangan berat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Pastinya juga, sinergi dan koordinasi Pemprov Sulut dan pemda kabupaten/kota harus jalan bersama memacu pertumbuhan ekonomi di tahun ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) Provinsi Sulut, Frangky Manumpil menerangkan, peningkatan investasi dipastikan akan terus lebih baik di 2020.

Dia menjelaskan, realisasi investasi di Provinsi Sulut pada tahun 2019 melampaui target, baik target RPJM maupun target BKPM.

Pelampauan dari target tersebut atas kebijakan pemerintahan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw yang memberikan kepastian hukum dan usaha, termasuk kemudahan dalam perizinan sehingga mampu menarik investasi.

Dan hasilnya, realisasi Rp11,566 triliun, 105% dari target pemerintah BKPM RI tahun 2019 (Rp11 triliun) dan 308% dari target RPJMD Sulawesi Utara tahun 2019 (Rp3,750 triliun), dengan jumlah proyek sebanyak 686 proyek. terdiri dari PMDN Rp8,259 triliun (289 proyek) dan PMA Rp3,307 triliun (397 proyek).

Investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp8,249 triliun, lebih tinggi dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp3,307 triliun. Untuk sektor PMDN, didominasi investasi dalam bidang listrik gas dan air, serta industri makanan mineral non logam.

“Untuk penanaman Modal Dalam Negeri terjadi penambahan 48%, sementara perkantoran, kawasan industri dan perkantoran, 14% dan konstruksi, infrastruktur  10%,” paparnya.

Manumpil mengakui, terkait kunjungan wisman China yang tertunda sementara berkunjung ke Sulut, meski berpengaruh tetapi tidak menjadi halangan dalam peningkatan investasi.

“Kita punya banyak sektor potensial. Kan jungan wisatawan juga banyak yang diluar China. Kita juga sudah membangun penyiapan infrastruktur dalam menopang investasi untuk pertumbuhan ekonomi daerah.

“Ada banyak proyek strategis seperti Bendungan Kuwil, KEK Pariwisata Likupang, TPA Regional serta lainnya. Itu semua akan menyumbang penambahan signifikan dalam peningkatan investasi,” tukasnya.

Pengamat ekonomi Sulut Magdalena Wullur menilai, penundaan kunjungan wisman China ke Sulut karena virus corona merupakan isu global yang bukan saja terdampak di Sulut, tetapi daerah pariwisata lainnya di Indonesia.

“Saya pikir, ini juga bisa disiasati dengan memaksimalkan kunjungan wisman di luar China dan wisnus tentunya,” kata Wullur.

Lanjut dia, dalam hal mendorong pertumbuhan ekonomi memang bukan hanya tergantung pada sektor pariwisata, tetapi banyak sektor lainnya yang mesti digenjot.

“Apalagi ekspor kita sangat baik. Kita punya potensi luar biasa di sektor kelautan dan perikanan, perkebunan, pertanian, serta usaha produk lainnya,” ujarnya.

Wullur menyebut, peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi tentunya perlu kolaborasi yang baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

“Daerah ini sangat potensial. Selain itu aman juga bagi investasi. Kita punya banyak potensi dan peluang yang mesti dikelola dengan baik. Pemerintah memang harus kreatif lewat program kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di 2020,” tandasnya. (rivco tololiu)