BITUNG – Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Bitung Franky Ladi bersama Kepala Dinas Kesehatan (Kadis) dr Jeaneste Watuna, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Alberts Sergius Pelenkahu, menggelar jumpa pers, di Posko Tanggap Darurat BPBD Kota Bitung, Senin (20/4/2020).
“Kontak erat risiko rendah 75 orang, kontak erat risiko tinggi 16 orang, ODP (Orang dalam pemantauan) 12 orang, PDP (Pasien dalam pengawasan) tadinya tiga orang menjadi lima orang, dengan ketambahan dua orang, sekarang sementara menjalani isolasi di Rumah Sakit Teling Manado, mereka masuk pada Sabtu malam, sedangkan PDP yang meninggal, menjadi 3 orang,”ujarnya.
Lanjutnya juga, baru-baru ini satu orang PDP yang meninggal, berasal dari Maluku dan telah dimakamkan pada TPU Pinokalan. “Yang terkonfirmasi positif satu orang,”ungkapnya. Ladi menambahkan, untuk mempertegas terkait pecegahan memutus mata rantai Covid-19, jajaran Dinas Kesehatan telah melaksanakan Rapid Test bagi 457 orang dan hasilnya non reaktif.
“Dalam rangka memasifkan informasi kepada warga, wali kota tak henti-hentinya menyampaikan kepada jajaran untuk memberikan himbauan, karena itu pada Jumat pekan lalu, telah diserahkan bantuan 77 set pengeras suara untuk 69 kelurahan dan delapan kecamatan, untuk lakukan sosialisasi secara masif,”tuturnya.
Asisten 1 Setda Kota Bitung ini menambahkan, Pemerintah Kota Bitung mulai hari ini, bantuan tahap dua untuk warga terdampak Covid -19 mulai disalurkan melalui kecamatan. “Hari ini, Kecamatan Matuari akan didistribusikan sebanyak 2.000 paket terdiri dari beras 10 kilogram, ikan kaleng dan mi instan, sesuai data-data yang masuk. Kami harap, ini tepat sasaran dan dapat diterima,”ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bitung dr Jeaneste Watuna menambahkan, sudah menerima bantuan APD dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulut untuk tahap kedua. “Tahap pertama 50 buah demikian juga tahap kedua dengan jumlah yang sama. Dan dari kami sendiri dalam pengadaan, saat ini yang ada 250 set dari pembiayaan APD, dan itu sudah dibagikan kepada Puskesmas, PSC 119 dan tim Covid-19,”tuturnya. Adapun, untuk penggunaan jas hujan tidak semua menggunakan, karena terdesak. “Tidak ada lagi jas hujan, semua pakai APD,”ungkapnya. (Yappi Letto)
Tinggalkan Balasan