MANADO— Setelah seminggu tidak ada ketambahan kasus positif Covid-19 di Sulawesi Utara (Sulut), tiga hari terakhir terjadi penambahan pasien yang cukup signifikan. Dari laporan Gugus Tugas Covid-19 Sulut terdapat total tambahan 26 pasien positif baru dalam tiga hari terakhir.
Menurut Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel, hal ini disebabkan karena hasil-hasil laboratorium dari sampel yang dikirimkan terlambat diterima oleh pihaknya.
“Tanggal 8, 9, serta tanggal 10 (Mei), kita menerima kurang lebih 493 hasil swab, yang hasilnya kita umumkan hari ini, yaitu ketambahan 18 pasien positif,” ujarnya saat konferensi video bersama wartawan, Minggu (10/5/2020).
Lanjut dia, dari total 26 pasien positif baru tersebut, terdapat lima pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke mana pun ataupun riwayat dari daerah dengan transmisi lokal, tetapi kemudian setelah diperiksa hasilnya menunjukkan kelimanya positif terkena penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini.
“Karena memang Manado sudah dinyatakan sebagai daerah dengan transmisi lokal sejak 7 April lalu, maka memang fenomena ini bisa terjadi dan kapan saja bisa terjadi di Kota Manado,” jelasnya.
Dengan adanya kasus tersebut, Dandel menegaskan bahwa masyarakat Sulut terutama warga Manado dan Tomohon yang telah ditetapkan sebagai daerah dengan transmisi lokal, agar tidak menganggap remeh pandemi yang sedang melanda Indonesia dan dunia ini.
“Jangan beranggapan kalau saya tidak melakukan perjalanan ke mana pun maka saya aman, tidak demikian. Masyarakat harus waspada dan tetap jaga diri. Belum saatnya kita melonggarkan physical distancing dan social distancing,” beber Dandel
Munculnya kasus yang tidak ada riwayat dan kontak dengan siapa pun, menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkesda Sulut ini, karena saat ini kita sementara berperang dengan virus yang ukurannya 1/900 diameter rambut kita.
“Untuk memantaunya (Covid-19) hanya bisa dilihat lewat pemeriksaan PCR. Karena itu, penyebarannya juga akan makin sulit dideteksi ketika masyarakat tetap berada di dalam kegiatan-kegiatan sosial, berkumpul bersama-sama, baik itu acara keagamaan maupun acara kekeluargaan. Transmisinya makin lama makin menyebar dengan luas,” tukas Dandel. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan