MANADO- Fakta kasus positif korona (Covid-19) yang cukup mengkhawatirkan terjadi di Sulawesi Utara (Sulut). Dimana, berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Kamis (21/5/2020), 12 dari 30 pasien terkonfirmasi positif baru merupakan kontak erat resiko tinggi (KERT) dari pasien yang sebelumnya telah dinyatakan positif Covid-19 di Sulut.

Sekadar informasi, istilah KERT sendiri diberikan kepada mereka yang pernah bertemu atau kondak dalam jarak satu meter maupun pernah berada di ruangan serta tempat yang sama dengan pasien yang telah dinyatakan positif Covid-19.

Adapun, dari 11 orang yang dikategorikan KERT pada hari ini, tujuh orang diantaranya merupakan KERT dari pasien 71 yang merupakan perempuan berumur 60 tahun asal Manado. Yang bersangkutan sendiri tidak memiliki riwayat perjalanan serta telah meninggal pada 8 Mei 2020 lalu.

Kemudian, tiga lainnya merupakan KERT dari pasien 56 yang merupakan perempuan berusia 31 tahun asal Manado yang tidak memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan transmisi lokal.

Dan terdapat dua orang yang merupakan KERT dari pasien 51 yang adalah laki-laki berusia 54 tahun asal Manado yang juga tidak memiliki riwayat perjalanan dari manapun

Melihat fenomena tersebut, dimana dari pasien 71, 56, dan 51 asal Manado yang tidak memiliki riwayat perjalanan dari mana pun membuat Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Sulut, angkat bicara.

Dalam konferensi video bersama wartawan, Dandel membeber bahwa hingga saat ini hipotesa yang dikembangkan oleh pihaknya bersama tim surveilans dari Dinas Kesehatan Manado ialah karena di Manado sudah menjadi daerah dengan transmisi lokal atau sudah terjadi penjangkitan dan penularan di sekitar kita.

“Ketika kita bergerak dan berjalan, mobilisasi kita, dan kalau kita melihat bagaimana sampai saat ini masih terjadi kerumunan massa, di pasar-pasar juga masih terjadi kerumunan seperti itu, maka tentunya dengan mudah siapa pun kita kalau ada diluar kita akan tertular,” bebernya.

Hal tersebut membuat pasien dalam pengawasan (PDP) yang masuk ke rumah sakit (RS) selalu diawasi dengan ketat terkait adanya kemungkinan tertular saat berada di komunitas maupun kerumunan.

“Jadi sekarang ini bisa disimpulkan bahwa, dengan makin seringnya kasus positif tanpa ada kejelasan kontak dan tidak adanya riwayat perjalanan ke daerah-daerah dengan transmisi (penularan) lokal yang tinggi di Jawa, maka berarti di kita juga sudah terjadi transmisi (penularan) di masyarakat. Ini yang harus diwaspadai kita semua,” jelas Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkesda Sulut itu. (Fernando Rumetor)