MANADO- Tingginya angka fatality rate atau tingkat fatalitas kasus Covid-19 di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dimana pasien hingga meninggal dunia, menjadi salah satu perhatian Tim Gugus Tugas Covid-19 Sulut.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Sulut, dari total akumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sulut sebanyak 306 orang, 35 orang diantaranya meninggal dunia. Artinya, tingkat fatalitas kasus Covid-19 di Sulut mencapai 11,43%.
Angka tersebut terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia yang angka kasusnya berada di kisaran 300 sampai 500-an. Hal ini membuat Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel, angkat bicara.
Dandel mengatakan bahwa terdapat beberapa langkah yang diambil untuk menekan hal tersebut, antara lain lewat pencegahan utama yakni menyarankan masyarakat agar tidak menempatkan orang rumah yang memiliki penyakit penyerta seperti gagal ginjal, storke, dan lain-lain menjadi rentan terkena Covid-19.
“Dengan tidak serta merta pulang dari manapun terus langsung masuk rumah, dan justru membawa virus itu ke keluarga atau saudara-saudara serta orang tua kita yang berpenyakit penyerta di rumah, sebab merekalah yang rentan untuk menjadi kasus yang fatal,” ujarnya saat konferensi video bersama wartawan, Jumat (29/5/2020).
Lanjut Dandel, langkah kedua adalah melakukan deteksi dini cepat terhadap kasus-kasus positif yang ada supaya tidak sempat masuk ke rumah atau tempat-tempat yang ada banyak penyakit penyertanya.
“Karena dari data kami, data penyakit penyerta yang menyebabkan orang yang terkonfirmasi positif (Covid-19) itu meninggal dunia seperti penyakit stroke, leukimia, TB Paru yang paling banyak, hipertensi, gagal ginjal, serta penyakit jantung, itu yang paling besar. Dan untuk PDP ada yang karena HIV/AIDS juga,” ungkapnya.
Selain itu juga, langkah ketiga untuk mencegah terus meningkatnya tingkat fatalitas kasus Covid-19 di Bumi Nyiur Melambai adalah lewat membenahi kualitas manajemen kasus di rumah-rumah sakit, apabila ada datang orang ke ruang isolasi, IGD maupun ICU dengan kondisi yang sudah fatal.
“Ini memang kesulitannya adalah bahwa banyak yang sampai IGD. Dari data kami selama satu minggu ini banyak yang justru meninggal di IGD. Jadi sampai ke ruang IGD rumah sakit justru sudah dalam kondisi penurunan kesadaran, sesak napas hebat, dan lain sebagainya,” jelas Dandel
Oleh sebab itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkesda Sulut itu mengharapkan adanya peningkatan pemahaman di masyarakat agar secepat mungkin mencari pertolongan medis ketika telah timbul gejal-gejala Covid-19 ini.
“Ini juga dari beberapa waktu lalu kami evaluasi, memang ada kecenderungan masyarakat untuk menghindari rumah sakit karena takut dinyatakan jadi PDP. Ketakutan ini juga menyebabkan kemudian keterlambatan datang untuk mencari pertolongan medis,” imbuhnya.
Dengan cepatnya masyarakat untuk berperan aktif mencari pertolongan medis, maka Dandel berharap ke depannya tingkat fatalitas kasus Covid-19 di Sulut dapat menurun. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan