JAKARTA- Ada yang mau menjadi relawan uji coba vaksin Covid-19? Jika ada yang bersedia, silahkan mengajukan diri di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pajdadjaran (Unpad) Bandung. Pasalnya, kampus tersebut tengah mencari sekira 1.620 orang untuk diuji klinis vaksin hasil kerjasama dengan perusahaan asal China Sinovac.

Namun tidak sembarang orang bisa menjadi relawan. Kriterianya,  usia antara 18-59 tahun, dan sehat jasmani. Tentu saja syarat itu tidak cukup, karena pihak peneliti akan kembali melakukan pemeriksaan darah, jantung, dan paru-paru calon relawan sehingga semua kondisi dipastikan layak.

Rencana rekrutmen relawan disampaikan Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19 yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil. Dia memastikan rencana ini sudah direstui Presiden Joko Widodo (Jokowi).  Karena itu dia meminta semua pihak menyebarkan informasi rekrutmen relawan dan kalau bisa mendaftarkan diri.  Dia pribadi juga menyatakan kesiapannya menjadi relawan.

Dia menandaskan, pengujian vaksin harus dilakukan untuk memastikan vaksin dimaksud benar-benar aman dan efektif. “Saya sudah cukup lama melakukan penelitian vaksin jadi kami punya kantong-kantong penelitian akan memberikan brosur siapa-siapa yang ingin ikut penelitian kami silahkan melakukan pendaftaran. Itu sukarela. Sukarela,” ujar dia, seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Selain FK Unpad,  uji vaksin juga melibatkan Bio Farma dan Sinovach Biotech asal Tiongkok mulai menyiapkan proses uji klinis vaksin COVID-19. Dilansir oleh laman Unpad.ac.id, uji klinis aru akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.

Rencananya, vaksin Covid-19  akan disuntikkan sebanyak 2 kali ke tubuh relawan, yang dilakukan sebanyak 2 kali per 14 hari. Secara berkala, tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan. Pemantauan relawan dilakukan selama 7 bulan.

Pengembangan vaksin Covid-19 sendiri merupakan program jangka panjang. Adapun bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibandingkan dengan pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya. Sebelum diuji cobakan ke manusia, tahap pertama vaksin sudah diuji coba ke tubuh hewan.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir membenarkan setidaknya  ada 1.620 sampel yang akan divaksinasi pada tahap uji klinis.Menurut dia, uji klinis akan digelar di area Bandung dan sekitarnya,  melalui koordinasi dengan tim peneliti Unpad.

Dia menuturkan, uji klinis vaksin Covid-19 dijadwalkan akan berjalan selama enam bulan mulai Agustus 2020. Ditargetkan proses uji klinis akan selesai pada bulan Januari 2021 mendatang. “Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2021 mendatang,” kata Honesti dalam keterangan resminya.

Selain vaksin untuk uji klinis, masih ada sisa vaksin yang rencananya akan  digunakan untuk uji lab di beberapa lab antara lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat Dan Makanan Nasional (PPOMN).

Sebagai informasi, dalam uji klinis vaksin COVID-19, Bio Farma berperan sebagai sponsor, berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, sebagai medical advisor dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.

Selain dengan Baltbangkes, Bio Farma juga bekerjasama dengan BPOM RI sebagai regulator, dan tentu saja dengan FK Unpad sebagai insititusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin – vaksin yang beredar di Indonesia.

Pihak  Sinovac Biotech sendiri sebulan lalu mengumumkan vaksin yang dikembangkannya menunjukkan hasil positif pada uji klinis fase 1 dan 2. Vaksin ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan adanya potensi pertahanan diri melawan infeksi virus Covid-19. Vaksin bernama CoronaVac ini belum menunjukkan efek samping parah dan 90 orang disuntikkan vaksin ini menunjukkan adanya pembentukan antibodi penawar dalam 14 hari setelah inokulasi.

Sebagai informasi, uji klinis fase I dan fase II dilakukan di China dengan melibatkan 743
relawan dengan rentan usia 18 tahun hingga 59 tahun. Perusahaan masih memantau perkembangan uji ini hingga 28 hari setelah disuntikkan dan akan dipublikasikan di jurnal akademik.

“Studi fase I/II kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons imun. Hasil menggembirakan dari studi klinis I/II adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perang melawan Covid-19,” papar President dan CEO Sinovac Weidong Yin, seperti dikutip dari Hindustan Times. (Koran Sindo)