MANADO – Status dari Program International Business Administration (IBA) yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado dipertanyakan oleh para mahasiswa, terlebih oleh Student Association of IBA. Para mahasiswa kemudian membuat gerakan #LONGLIVESHARKIES.

Para mahasiswa IBA ini menyatakan ada tiga tujuan dari dilakukannya gerakan ini. Yang pertama ialah meminta kejelasan mengenai mengapa Koordinator IBA yang sekarang ini sudah tidak ada. Yang kedua ialah meminta penjelasan mengapa secara tiba-tiba dokumen administrasi perkuliahan IBA dipindahkan ke jurusan Manajemen.

Dan yang ketiga, para mahasiswa IBA ingin meminta kejelasan mengenai kondisi Program IBA. Hal ini dikarenakan menurut para mahasiswa, adanya pendaftaran mahasiswa baru tahun 2020 yang awalnya sudah dibuka, tetapi akhirnya dibatalkan. Mereka pun mempertanyakan kelangsungan IBA.

Chief of Student Association of IBA periode 2019/2020, Edward Michael Charles Ngantung dalam keterangan resmi diakun Instagram miliknya @edwardngantung menegaskan, setiap aksi dan gerakkan yang ada, ialah murni aspirasi dari mahasiswa aktif IBA yang sekarang ini masih mempertanyakan status IBA yang masih abu-abu.

“Saya sebagai ketua Student Association berdiri sebagai representasi mahasiswa IBA, menampung setiap aspirasi mereka dan menyuarakannya. Saya juga sangat mengapresiasi dan menaruh hormat setinggi-tingginya kepada pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dengan sigap menanggapi apa yang menjadi maksud dari gerakkan kami,” ujarnya, Senin (31/8/2020).

Edward mengatakan bahwa dirinya bersama seluruh mahasiswa IBA akan sepenuhnya mengawal proses berjalannya pengambilan keputusan atas masa depan mereka. Dengan tegas ia menyatakan, selama belum ada surat pernyataan resmi dari fakultas, kami belum akan diam.

Sementara itu, saat dikonfirmasi lebih terkait hal ini, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Grevo Gerung menjelaskan bahwa status IBA sebagai program peminatan di FEB tetap ada, bahkan telah menjadi ikon FEB, sehingga harus dikembangkan dengan pembenahan administrasi akademik yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

“Dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, tidak ada Jurusan atau Program Studi IBA. Mahasiswa baru juga mendaftar untuk Program Studi Manajemen, sehingga pengelolaan administrasi harus dilakukan dan menjadi tanggung jawab oleh Jurusan atau Program Studi manajemen. Jika Prodi membutuhkan orang untuk mengelolah adminsitrasi tertentu, silahkan saja,” bebernya kepada wartawan Koran ini melalui aplikasi pengiriman pesan Whatsapp, kemarin.

Lebih lanjut, kata Gerung, IBA adalah program peminatan yang sama terjadi di Fakultas lainya. Dalam 2 tahun terakhir ini, IBA terus didorong untuk menyelesaikan proposal pembukaan program studi internasional, tetapi hingga sekarang ini tidak ada proposal tersebut.

“Jika IBA menjadi Program Studi, maka calon mahasiswa dapat langsung memilih IBA pada saat mendaftar SNMPTN, SBMPTN dan Mandiri/T2. Sangat disarankan agar hal Ini juga menjadi perhatian bagi mereka yang pernah dan sekarang menjadi mahasiswa IBA,” sebut adik Rocky Gerung itu.

Selain itu, terkait adanya pengumuman yang beredar terkait ‘2020 IBA’s Open Enrollment’, Gerung menyampaikan bahwa pengumuman tersebut sebenarnya tidak boleh ada, sebab secara resmi Unsrat belum menetapkan mahasiswa baru angkatan 2020.

“Yang ada adalah mahasiswa lolos seleksi masuk UNSRAT untuk Jalur SNMPTN, SBMPTN dan Mandiri/T2. Mahasiswa yang lolos seleksi masih harus divalidasi kebenaran dokumennya, sehingga belum tentu akan menjadi mahasiswa aktif karena bisa saja yang bersangkutan tidak mau melakukan pendaftaran ulang atau dibatalkan kelulusannya oleh UNSRAT karena masalah tertentu,” pungkasnya.

Itu artinya, FEB dan fakultas lainya yang menjalankan program peminatan tertentu, misalnya IBA, hanya bisa melakukan ‘2020 IBA’s Open Enrollment’  jika seluruh calon mahasiswa jurusan/program studi manajemen sudah dinyatakan sebagai mahasiswa aktif dan portal akademikya terbuka. (Fernando Rumetor)