JAKARTA – Laju penyebaran Covid-19 yang kian meningkat telah memberikan ancaman tersendiri terhadap penduduk dan ketahanan negara. Berbagai persoalan telah muncul sebagai imbas dari pandemi tersebut, misalnya kemiskinan, konflik, dan lainnya.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai,   perlunya simpul sinergi kebijakan kependudukan, pertahanan dan keamanan dalam menghadapi ancaman terhadap bangsa dan negara, termasuk dalam penanganan Covid-19. Tidak hanya dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Hasto juga berharap ada sinergi antara aparat keamanan dalam mengatasi masalah kependudukan.

“Kami menyadari TNI dan Polri telah berperan dalam mendukung kegiatan BKKBN untuk penanganan dampak pandemi Covid-19, misalnya saat mengadakan pelayanan sejuta aseptor. Dalam sehari menghasilkan 1,4 juta aseptor sehingga melampaui target awal 1 juta aseptor,” tutur Hasto dalam seminar daring, Senin (14/9/2020).

Dalam penanganan Covid-19, BKKBN juga bekerja sama dengan BNPB melalui pelibatan 1,2 juta kader BKKBN di tingkat desa hingga di tingkat RW. Selain itu, terdapat juga penyuluh KB dan PLKB sekitar hampir 25 ribu petugas.

Karena itu, ia mendorong adanya langkah konkret antara BKKBN dengan jajaran TNI dalam mewujudkan berbagai program kependudukan di seluruh wilayah. Misalnya, kehadiran komponen khusus seperti organisasi pertahanan sipil (Hansip) dan satuan perlindungan masyarakat (Linmas) menjadi mitra BKKBN.

Hal itu mengingatkan Hasto pada sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata), di mana TNI dan Polri sebagai komponen utama dan masyarakat sebagai komponen pendukung. (sindonews)