TOMOHON- Mendengar kata ekstrem tentunya identik dengan kesan keras. Di Tomohon sendiri selain Kota Bunga yang memang menjadi andalan daerah, tidak luput juga dari akibat viral dengan sebutan daerah terletaknya pasar esktrem.

Dalam sektor Pariwisata, di Tomohon adanya Pasar Tradisional yang di dalamnya terdapat penjualan daging hewan ekstrem. “Kami tidak pernah mempromosikan ke luar daerah maupun luar negeri menyebutkan pasar ekstrim, yang ada kami menjual pasar tradisionalnya. Hanya saja akibat dari situasi yang terjadi kebanyakan wisatawan lebih mengenalnya sebagai pasar ekstrem buah dari perkembangan teknologi media sosial,” jelas Kadis Pariwisata Tomohon Masna Pioh dalam Forum Mingguan yang digelar KORAN SINDO MANADO berkolaborasi dengan Selamatkan Yaki, Kamis (5/11/2020).

Diskusi santai yang digelar di Taman Wisata Alam Kota Tomohon tersebut, mengangkat tema “Pariwisata Tomohon dalam Perspektif Ekonomi dan Lingkungan”.

Dari segi pendapatan, Dispar tidak memperoleh pendapatan dari pasar ekstrem. “Karena tidak ada retribusi di tempat itu, memang tidak semua wisatawan berkunjung ke sana. Kita memang harus ada satu presepsi dalam hal ini, karena harus memperhatikan sektor ekonomi dan lain sebagainya, harus ada formulasi matang dalam mengedukasi para penjual karena harus disesuaikan dengan karakteristik di pasar,” lanjutnya. (Wailan Montong)