MANADO – Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memacu pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di tahun 2021.
Itu menjadi program prioritas yang dioptimalkan demi mencapai target bauran sebesar 23% pada tahun 2025.
Semua daerah kini turut menyeriusinya. Termasuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui Dinas ESDM.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulut, Fransiscus Maindoka melalui Kabid Energi, Charles Samuel Taju mengatakan, pengembangan EBT masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
“Provinsi Sulut punya banyak potensi EBT. Beberapa diantaranya sudah digarap,” ungkap Charles di Manado, Senin (22/3/2021).
Ia menjelaskan, berbagai potensi sumber EBT yang ada di Sulut yakni panas matahari (tenaga surya), air, angin (bayu), biogas dan panas bumi.
“Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Winuri, Likupang dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sangihe. Selain itu, ada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tanggari dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTB) Lahendong,” jelasnya.
Charles menuturkan, pemanfaatan EBT khusunya dalam pasokan listrik seperti dari sumber angin dan cahaya matahari terdapat intermittent atau ketidakstabilan.
“Itu karena pasokan energi masih tergantung kondisi alam dan cuaca. Contohnya jika musim hujan tentu cahaya matahari berkurang. Begitu juga jika tidak berangin,” bebernya.
Meski begitu, Charles mengakui pemanfaataan EBT memang sudah menjadi hal yang harus disiapkan untuk mengantisipasi terus berkurangnya penggunaan energi yang bersumber dari fosil.
“Energi fosil pastinya akan habis. Makanya, pemerintah mendorong agar pemanfaatan sumber EBT dapat dioptimalkan di setiap daerah lewat potensi yang ada,” terangnya.
Ia mengatakan, pemanfaataan potensi EBT di Sulut perlu dukungan peralatan yang canggih untuk menggarapnya.
“Kita punya banyak potensi, tetapi memang untuk menggarapnya perlu peralatan yang memadai,” akunya.
Lanjut Charles, Kementrian ESDM pada 2021 akan kembali memberikan bantuan sebanyak 200 unit Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS). Bantuan ini berkat lobi langsung dari Gubernur Olly Dondokambey.
“Bantuan 200 unit PJU-TS ini akan dipasang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang. Kita sudah melakukan survey untuk melihat titik-titik pemasangannya. Kalau bantuan 2020 lalu, kita mendapatkan 300 unit PJS-TS yang kini sudah terpasang di sejumlah titik seperti di ruas jalan umum dan kawasan yang belum dapat penerangan,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Sulut, Frangky Manumpil mengungkapkan, potensi energi di Provinsi Sulut menjadi lirikan investor dari luar.
“Ada dua objek investasi besar di bidang energi yang masuk dalam Rencana Pengembangan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Provinsi Sulut. Kedua objek tersebut yakni PT PLN (Persero) UPDK Minahasa PLTU 2 Amurang dengan nilai investasi Rp2,2 triliun, dan Jasa Tirta Energi yang nilai investasinya Rp1 triliun,” paparnya.
Frangky mengakui, keberadaan sumber potensi EBT di Provinsi Sulut tidak menutup kemungkinan bisa menarik perusahaan luar atau investor untuk menggarapnya.
“Ini juga jadi keuntungan bagi daerah. Karena selain potensi EBT bisa dimanfaatkan, daerah juga akan masuk investasi. Kita sangat terbuka bagi perusahaan atau investor yang ingin berinvestasi di Sulut. Kita terus berikan kemudahan,” tambahnya. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan