ONDONG – Cuaca ekstrem kembali melanda Bumi Karangetang Mandolokang Kolo-kolo, tiga hari terakhir. Menyusul adanya tiupan angin yang sangat kencang membuat kondisi di perairan laut ikut bergejolak.

Imbasnya, sejumlah nelayan untuk sementara waktu berhenti dari rutinitas menangkap ikan. Mereka lebih memilih memarkir perahu di pinggir pantai. Kondisi serupa, Senin (19/4/2021) rute pelayaran Siau-Manado untuk siang hari terganggu dengan tidak ada kapal berlayar. Kondisi laut akhir-akhir ini ombaknya sangat tinggi dan membuat aktivitas untuk melaut terganggu.

“Saat ini sangat beresiko untuk melaut. Karena itu, kami memilih menambatkan perahu di pinggir pantai. Jika cuaca sudah normal, barulah kita pergi melaut,” kata Markus Kalanisang nelayan asal Kecamatan Siau Timur Selatan di Ulu, Rabu (20/4/2021).

Sementara itu, Stovel Kagansa nelayan Kecamatan Siau Barat, mengungkapkan, dengan mengantung jala ia mengisi waktu luang menjadi tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan keluarganya setiap hari. “Solusi ini diambil apabila terjadi cuaca buruk. Jika tidak menghasilkan uang, mau dikasih makan apa anak dan istri di rumah,” tandas dia. Sementara itu, Bupati Sitaro Evangelian Sasingen, menambahkan, langkah yang diambil oleh para nelayan sudah tepat. “Kalau pun melaut harus melihat situasi dan kondisi. Jika cuaca buruk, jangan terlalu dipaksakan. Kekosongan waktu bisa diisi dengan berkebun atau kesibukan lainnya. Ini demi menjaga terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” lugas bupati. (Jackmar Tamahari)