MANADO – Angka sementara dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat bahwa nilai ekspor nonmigas di Sulut pada April 2021 sebesar USD73,72 juta. “Nilai Ekspor Nonmigas Sulut pada April 2021 senilai USD73,72 juta, mengalami penurunan sebesar 16,46% dibandingkan Maret 2021 yang senilai USD88,25 juta (m-to-m),” pungkas Kepala BPS Sulut, Asim Saputra dalam Berita Resmi Statistik (BRS) yang dirilis akhir pekan lalu.
Lanjut dikatakannya, apabila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2020 lalu (y-on-y), maka nilai ekspor Sulut yang tercatat pada bulan April 2021 ini masih mengalami penurunan sebesar 2,23%. “Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada April 2021 ini masih didominasi oleh golongan Lemak dan Minyak Hewan/Nabati (HS 15), senilai USD38,57 juta atau 52,32% dari total ekspor, dibandingkan dengan bulan yang lalu yang mencapai 31,71%,” paparnya.
Pada bulan April 2021 sendiri, kata Asim, golongan Lemak dan Minyak Hewan/Nabati (HS 15) diekspor ke lima negara tujuan, antara lain Malaysia, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat.
“Nilai FOB ekspor dari golongan barang HS 15 ini mengalami peningkatan sebesar 37,85% dari bulan sebelumnya (m-to-m). Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2020 (y-on-y) juga mengalami peningkatan sebesar 6,68%,” sebutnya.
Adapun, volume ekspor Sulawesi Utara bulan April 2021 menurun sebesar 16,57% dibanding Maret 2021. “Komoditi dengan penurunan volume terbesar adalah Berbagai Produk Kimia sebesar 83,99%,” ungkap Asim. Sedangkan salah satu komoditi yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah Buah-buahan (HS 08) sebesar 38,73%. “Volume ekspor nonmigas tercatat sebesar 118.214 Ton pada April 2021,” bebernya.
Untuk tujuan ekspor sendiri, posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Sulut pada April 2021 adalah Singapura, yakni senilai US$ 12,40 juta atau 16,82% dari total nilai ekspor nonmigas. Dimana produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah Perhiasan / Permata (HS 71).
“Dari sisi volume ekspor, salah satu negara tujuan yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah Malaysia sebesar 58.075% dan Vietnam sebesar 3.590%. Selain itu, negara tujuan dengan berat ekspor terbesar adalah Philipina yang mencapai 40.000 ton atau 33,84% dari total berat ekspor,” paparnya.
Sementara itu, sebagian besar komoditas ekspor nonmigas Sulut dikirim melalui beberapa pelabuhan muat di Sulut dan juga melalui pelabuhan muat di provinsi lain. “Pada April 2021, sebanyak 35,95% barang ekspor dikirim melalui pelabuhan muat Bitung,” tukas Asim.
“Dibandingkan dengan bulan Maret 2021 (m-to-m), nilai ekspor di Pelabuhan muat Bitung mengalami penurunan sebesar 11,77%. Komoditi terbesar yang dikirim melalui Pelabuhan muat ini adalah Lemak & Minyak Hewan/Nabati dengan negara tujuan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan,” ungkapnya. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan