PENULIS: Gladys Runtukahu
Jika ditanyakan siapa warga Kawanua yang paling lama bermukim di Kota Vancouver, British Columbia, Kanada, jawabannya pasti Adrie Lolong.
Kerap di sapa om Adrie, suami dari Evelyn Tirayoh in telah menetap di Vancouver sejak Bulan Februari Tahun 1983, atau hampir 40 tahun yang lalu.
Penulis “Baku Dapa” dengan om Adrie berawal dari saat Penulis melakukan audiensi dengan Hendra Halim selaku Konsulat Jenderal RI di Vancouver.
Wawancara ini dilakukan saat makan siang di Restaurant Jepang yang terletak dekat Kantor KJRI Vancouver di British Columbia.
Perjalanan om Adrie berkarir di luar negeri awalnya berawal dari San Fransisco, Amerika Serikat. Belum sempat menyelesaikan studi Bachelor, om Adrie yang saat itu menjalankan peran kuliah sambil bekerja part time di Mc Donald, terdorong ingin mencari kesempatan kerja yang lebih baik.
Melalui seorang teman di London, Inggris, om Adrie mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di Kantor Pemasaran perusahaan timah milik Pemerintah Indonesia.
Singkat cerita, dengan semangat anak muda, om Adrie nekat hijrah ke London untuk bekerja dengan gaji yang waktu itu tergolong tinggi.
Tapi sebagaimana jalan hidup manusia telah diatur oleh Tuhan, ternyata disanalah om Adrie bertemu dengan kekasih hati yang kini menjadi istrinya.
Perempuan yang juga asal Manado, lulusan ASMI yang kemudian melanjutkan studi dan bekerja di London.
“Kami bertemu di persekutuan Ibadah. Saat itu, saya yakin dialah jodoh saya,” ungkapya.
Sekira dua tahun bekerja, perusahaan tempat om Adrie bekerja melakukan rasionalisasi dan sebagai karyawan paling muda, om Adrie harus rela di PHK. Namun sekali lagi, Tuhan telah mengatur jalan hidup Om Adrie yang sesungguhnya.
Lewat seorang rekan sesama orang Indonesia, om Adrie mendapatkan informasi lowongan di Kedutaan Besar Republic Indonesia di Kanada.
Sempat diarahkan memilih Quebec, namun dengan pertimbangan Bahasa Perancis yang minim, om Adrie memilih ditempatkan di Vancouver. Dan disitulah perjalanan om Adrie di Vancouver dimulai.
Diterima pada Bulan Januari 1983, om Adrie diwajibkan harus kembali ke Indonesia dan selanjutnya harus berada di Vancouver selambat – lambatnya akhir Februari 1983. Selain mempersiapkan pekerjaan, om Adrie juga mempersiapkan pernikahan dengan tante Ellen.
“Kita sebagai orang Manado yang beriman sangat menyadari bahwa kita harus dipersatukan Tuhan untuk bisa hidup bersama, apalagi di luar negeri,” tuturnya.
Dan akhirnya, om Adrie terlebih dahulu berangkat ke Vancouver dan disusul oleh Tante Ellen pada Bulan April 1983. Hingga saat ini, om Adrie terhitung sebagai PNS yang paling lama mengabdi di KJRI Vancouver dan telah bekerja pada sekira 7 Konsulat Jenderal yang berbeda – beda.
Setelah sempat dimutasi dibeberapa bagian, saat ini om Adrie kembali bertugas sebagai Konsuler.
Om Adri adalah salah satu contoh Kawanua yang berhasil di negara asing, mengalahkan tantangan budaya dan berhasil beradaptasi dengan kebiasaan lokal. Om Adrie juga berpendapat bahwa orang tua memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
“Terutama dalam upaya membangun hubungan spiritual anak dengan Tuhan,” kata Om Adrie.
“Saya beruntung, istri saya memutuskan untuk berhenti kuliah saat anak masih kecil agar bisa merawat mereka, dan kembali bekerja saat anak – anak beranjak remaja. Tapi yang paling penting, selalu andalkan Tuhan,” tutupnya. (*)
Tinggalkan Balasan