MANADO – Penurunan kasus aktif COVID-19 dan peningkatan aktivitas sosial ekonomi masyarakat pada sepanjang triwulan IV 2021 mendorong perekonomian Sulawesi Utara tumbuh positif 3,38% (YoY) meskipun relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 3,15% (YoY).

“Secara keseluruhan tahun 2021 telah terlihat indikasi pemulihan ekonomi dengan tumbuh positif 4,16% (YoY),” tutur Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Arbonas Hutabarat, Selasa (8/2/2022).

Pelonggaran aktivitas sosial ekonomi masyarakat menyusul penurunan kasus aktif Covid-19 ditengarai menjadi faktor utama yang mendorong perbaikan perekonomian Sulut pada triwulan IV 2021 di tengah momentum meningkatnya permintaan menjelang perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru.

“Secara tahunan kinerja perekonomian Sulut tercatat lebih tinggi dibandingkan perekonomian nasional yang tumbuh 3,69% (YoY),” tutur Arbonas.

Dari sisi sektoral, dua lapangan usaha (LU) utama Sulut menunjukkan penguatan pada triwulan IV 2021. LU Perdagangan Besar dan Eceran serta LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh menguat dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Sementara itu, LU Pertanian, LU lndustri Pengolahan, dan LU Konstruksi tercatat tumbuh meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja perekonomian Sulut juga turut didorong oleh menguatnya kinerja pada LU Pengadaan Listrik, LU lnformasi dan Komunikasi, serta LU Real Estate,” paparnya.

LU Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh menguat sejalan dengan pelonggaran pembatasan aktivitas sosial ekonomi masyarakat di tengah momentum meningkatnya permintaan menyambut perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru.

Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran tercatat 7,51% (YoY) menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,06% (YoY). Peningkatan kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran ditunjukkan oleh peningkatan lndeks Penjualan Riil barang retail di Kota Manado yang pada triwulan IV-2021 mengalami peningkatan sebesar 24,50% (YoY) dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -11,60% (YoY).

“Tumbuh menguatnya kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran juga tercermin dari google mobility report komponen retail dan grosir di mana rata-rata aktivitas di lokasi retail dan grosir tercatat sebesar 23,53% di atas level pra-Covid-19 sebagai baseline atau tumbuh menguat dibandingkan triwulan Ill 2021 yang tercatat 5,71% di atas baseline,” ungkapnya.

Di samping itu, peningkatan penjualan kendaraan bermotor turut mendorong kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran sejalan dengan stimulus diskon PPnBM yang diberlakukan sampai dengan 31 Desember 2021.

“Kinerja LU Transportasi dan Pergudangan turut mengalami penguatan yang juga didorong oleh peningkatan aktivitas sosial ekonomi masyarakat sepanjang triwulan IV 2021. Kinerja LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh 4,34% (YoY) setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar -5,59% (YoY),” tutur Arbonas.

Hal ini tercermin dari jumlah penumpang udara yang mengalami peningkatan sebesar 35,69% (YoY) dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -24,29%.Sejalan dengan hal tersebut jumlah penumpang kapal laut juga tercatat meningkat pada triwulan IV 2021 sebesar 32,52% (YoY).

“Sementara itu, LU utama Sulut lainnya seperti LU Pertanian dan LU Konstruksi juga tercatat tumbuh positif meskipun melambat. Kinerja LU Pertanian tumbuh 0,50% (YoY) meskipun melambat pada triwulan IV 2021 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,08% (YoY),” ungkap Arbonas.

LU konstruksi tumbuh melambat sebesar 0,02% (YoY) dari triwulan sebelumnya yang tercatat 4,78% (YoY). Realisasi belanja modal pemerintah pusat dan daerah yang tidak sekuat di semester I 2021 juga menjadi salah satu faktor penyebab tertahannya kinerja konstruksi Sulut.

Selanjutnya dari sisi pengeluaran, perbaikan perekonomian Sulut terutama didorong oleh kinerja positif komponen Konsumsi Rumah Tangga, Ekspor-lmpor, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/investasi. Di samping itu, komponen konsumsi pemerintah juga menunjukkan perbaikan sekalipun masih tercatat kontraksi.

“Sementara itu, konsumsi rumah tangga (RT) kembali menunjukkan peningkatan dan tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Konsumsi RT yang memiliki kontribusi sebesar 42,51% dari struktur PDRB Sulut tumbuh sebesar 7,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,51% (yoy),” paparnya.

Fenomena berbeda ditunjukkan oleh Konsumsi Pemerintah yang masih mencatatkan kontraksi sebesar 3,37% (yoy), meski tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya yang sebesar 6,49% (yoy). Hal tersebut terjadi seiring dengan menurunnya belanja bantuan sosial dan belanja modal pada APBD di tengah peningkatan realisasi belanja pada APBN.

“Selanjutnya, ekspor Sulut tercatat tumbuh sebesar 14,77% (yoy) membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,28% (yoy). Impor Sulut juga meningkat signifikan sejalan dengan peningkatan impor bahan bakar mineral (mencapai 453% yoy), tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2021 yang tercatat meningkat sebesar 112% (yoy),” jelasnya.(Fernando Rumetor)