MANADO – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) mencatat nilai FOB Ekspor Nonmigas Sulut pada Januari 2022 mencapai US$ 60,64 juta. Hal itu mengalami penurunan sebesar 45,74% dibandingkan Desember 2021 yang senilai US$ 111,75 juta (m-to-m).
“Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2021 (y-on-y), nilai ekspor Sulawesi Utara juga mengalami penurunan sebesar 35,68%,” tutur Kepala BPS Sulut, Asim Saputra dalam Berita Resmi Statistik, Selasa (15/2/2022).
Lebih lanjut dikatakan Asim, komoditi ekspor pada bulan Januari 2022 lalu masih tetap didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15). Pada bulan Januari 2022 terjadi penurunan share golongan ini terhadap total ekspor menjadi 58,86%.
“Dibandingkan dengan bulan yang lalu yang mencapai 69,90%. Adapun golongan barang tersebut pada bulan Januari diekspor ke tiga negara tujuan yaitu Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan,” ungkapnya.
Nilai FOB ekspor dari golongan barang HS 15 ini mengalami penurunan sebesar 54,30% dari bulan sebelumnya (m-to-m). Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2021 (y-on-y) juga mengalami penurunan sebesar 12,48%.
“Volume ekspor Sulut pada Januari 2022 mengalami penurunan sebesar 22,61 dibanding Desember 2021. Salah satu komoditi yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah bahan kimia organik (HS 29) yaitu sebesar 11.437,49%. Sedangkan komoditi dengan penurunan volume terbesar adalah berbagai produk kimia (HS 38) yaitu sebesar 56,56%,” jelasnya.
Sementara itu, kata Asim, jika dilihat menurut negara tujuannya, posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Januari 2022 adalah Tiongkok yakni senilai US$ 23,25 juta atau 38,34% dari total nilai ekspor nonmigas.
“Adapun produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15). Nilai FOB ekspor dari Tiongkok mengalami penurunan sebesar 12,88% dari bulan sebelumnya (m-to-m). Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2021 (y-on-y) mengalami peningkatan sebesar 128,06%,” paparnya.
Dari sisi volume ekspor Sulut pada bulan Januari, salah satu negara tujuan yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah Korea Selatan sebesar 293,20%. Selain itu, negara tujuan dengan penurunan berat ekspor terbesar adalah Belanda yaitu sebesar 98,00%.
“Sebagian besar komoditas ekspor nonmigas Sulut dikirim melalui beberapa pelabuhan muat di Sulut dan juga melalui pelabuhan muat di provinsi lain. Pada bulan Januari 2022, sebanyak 76,86% barang ekspor dikirim melalui pelabuhan muat Bitung,” beber Asim.
Dibandingkan dengan bulan Desember 2022 (m-to-m), nilai ekspor di Pelabuhan muat Bitung mengalami penurunan sebesar 24,13%. Komoditi terbesar yang dikirimkan melalui Pelabuhan muat ini adalah lemak & minyak hewan/nabati (HS15) dengan negara tujuan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
“Dari sisi volume, Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan muat terbesar di Sulut pada bulan Januari 2022, dimana sebanyak 51,41% barang ekspor dikirim melalui pelabuhan muat ini,” tutur Asim.
Adapun, komoditas ekspor yang dikirim dari Pelabuhan ini adalah lemak & minyak hewan/nabati (HS15) dengan negara tujuan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan. Dibandingkan dengan bulan Desember 2021 (m-to-m), volume ekspor di Bitung mengalami penurunan sebesar 18,49%.(Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan