Pernah merasa kesal saat sedang mengemudi tiba – tiba mobil di depan berhenti mendadak dan kita harus menginjak rem tiba – tiba?  Atau membunyikan klakson berkali – kali,  saat ingin memasuki parkiran di toko retail di tepi jalan, tapi terhalang oleh mobil yang seenaknya parkir melintang? Kita sedang bertemu dengan rough rides atau ketidakdisiplinan dalam berkendara, yang dapat membawa kita pada situasi road rage. 

Road rage adalah kemarahan yang disebabkan oleh ketidaknyamanan dan insiden yg terjadi saat mengemudi.  Sederhananya, road rage dialami oleh pengemudi kendaraan bermotor yang merasa dirugikan oleh pengemudi lain dan kemudian membalas perlakuan tersebut. Dalam beberapa situasi, road rage menimbulkan reaksi ringan seperti berteriak dan mengeluarkan sumpah serapah atau membunyikan klakson. Tetapi tidak jarang road rage berujung pada tindakan anarkis. Menurut artikel yang dilansir TOP DRIVER, selang waktu tujuh tahun terakhir terdapat sekira 12.610  kasus cedera dan 218 kasus pembunuhan terjadi akibat road rage.

Tim redaksi Sindomanado.com mewawancarai beberapa pengemudi di Kota Manado, untuk mengetahui berbagai reaksi mereka saat mengalami road rage.  Yang paling umum dilakukan adalah menyembunyikan klakson serta berteriak dan menyerukan sumpah serapah. Beberapa dari mereka cenderung mempercepat mobil, sengaja memblokir jalan mobil, atau mengikuti mobil yang dianggap mengganggu  Beberapa orang dengan sengaja melakukan konfrontasi dan hanya sedikit yang bereaksi dgn melakukan tindakan anarkis.

Gambaran reaksi di atas tentu bisa dipahami karena tidak semua orang memiliki karakter dan watak yang sama. Demikian pula dengan reaksi ketika menghadapi situasi sulit seperti kemarahan di jalan. Ada orang yang bisa mengendalikan diri, tapi tidak sedikit pula yang bereaksi berlebihan.

Lalu apa saja situasi rough rides di jalan yang berpotensi menimbulkan road rage, khususnya di Kota Manado?  Berikut hasil temuan tim redaksi Sindomanado.com :

  • Pengemudi ugal – ugalan. Hal ini termasuk pengemudi yang menyalip dengan tiba – tiba, berhenti mendadak  tanpa memberi tanda. Terlebih ketika menimbulkan bahaya bagi pengguna jalan lain.
  • Pengemudi yang tidak paham aturan lalu lintas, antara lain memarkir kendaraan yang menghalangi kendaraan lain. Situasi ini juga berlaku di jalanan kecil yang tidak ada rambu lalu lintas,  terkadang semua orang merasa berhak untuk menggunakan jalan.
  • Kemacetan. Kemacetan merupakan salah satu hal yang menguji kesabaran, terlebih saat kita dalam situasi yang terburu – buru. Situasi ini sering membuat pengemudi membunyikan klakson berkali – kali, meskipun belum tentu lalu lintas bisa langsung berjalan.
  • Pengemudi yang tidak sabaran. Beberapa pengemudi merasa terburu – buru untuk melakukan sesuatu, hingga lupa bahwa setiap orang memiliki agenda masing – masing yang tidak kalah penting.
  • Melihat pengemudi menggunakan ponsel saat berkendara.  Entah untuk texting atau sekedar berselancar di media sosial, situasi yang dapat membahayakan orang lain ini terkadang membuat marah.

Psikolog Preysi Siby menjabarkan bahwa diperlukan kedewasaan dalam menjadi pengguna jalan. “Kedewasaan terkadang bukan tentang usia, tapi cara pandang seseorang dan reaksi saat situasi sulit, termasuk saat menjadi pengguna jalan raya, ” ujarnya.

Well, pembaca, setelah mengenal tentang rough rides, yuk jadi pengguna jalan atau pengemudi yang baik, agar kita terhindar dari road rage, baik menjadi pelaku maupun korbannya. (REDAKSI)