MANADO – Sebagai salah satu stakeholder yang ‘berperang’ dengan masalah stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Manado terus melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan terhadap stunting.
Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga mengakibatkan dampak, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Manado, dr Steaven Dandel, penanganan stunting yang dilakukan pihaknya berfokus pada intervensi spesifik yang menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan.
“Ada 6 langkah yang terus kami lakukan dalam pencegahan stunting di Kota Manado,” kata Dandel kepada SINDOMANADO.COM, Senin (9/1/2023).
Yang pertama ialah pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri, hal ini untuk mencegah anemia pada calon pengantin di masa depan, sebab anemia bisa memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
“Kemudian pemantauan kehamilan. Ini wajib dilakukan dan bukan hanya untuk mencegah stunting, tetapi juga berbagai potensi bahaya selama kehamilan,” kata Dandel.
Lalu yang ketiga, pemberian inisiasi menyusui dini yang wajib juga untuk dilakukan. “Keempat ialah pemberian imunisasi kepada anak-anak,” bebernya.
“Lalu kelima ialah manajemen terpadu balita sakit. Jadi, kalau ada balita yang sakit harus segera dilakukan penanganan dengan baik,” ungkap Dandel.
Serta yang terakhir ialah penanggulangan kekurangan energi protein pada ibu hamil lewat pemberian makanan tambahan (PMT). “Itu 6 intervensi spesifik yang kami lakukan,” tukasnya.
“Lebih besar dari itu ialah intervensi sensitif yang dikelola oleh BKKBN, PUPR, Perkim dan instansi lainnya terkait aksesibilitas air bersih, pangan, pemukiman yang sehat pangan, hingga perlindungan sosial untuk orang-orang pra sejahtera,” jelasnya.
Adapun, sesuai Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kota Manado sendiri merupakan salah satu Kota yang prevalensi kasus stunting yang rendah, yakni di angka 2,3 persen. Jauh dibawah nasional yang berada di angka 16 persen.
“Jadi permasalahan ini tetap ada. Makanya kami terus berupaya menurunkan angka stunting ini, untuk mendukung juga target angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024 nanti,” bebernya. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan