MANADO – Second Chance Cafe, sebuah cafe yang berada di kawasan Megamas Manado jadi salah satu cafe yang diminati karena lokasinya yang berada di pinggir laut.

Namun, banyak orang yang tak mengetahui bahwa nama kafe tersebut menggambarkan perjuangan yang dirasakan para barista dan pelayannya.

Second Chance yang berarti kesempatan kedua, diberikan kepada para barista yang merupakan mantan narapidana dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) maupun Balai Pemasyarakatan (Bapas) yang ada di sekitar Kota Manado.

“Cafe ini terbentuk atas kepedulian dan perhatian dari Yayasan Inspire Indonesia bersama Pemkot Manado untuk membantu para mantan napi ini bisa bekerja dengan layak,” ujar Manajer Second Chance, Edward Rumambi, Senin (13/2/2023).

Kepedulian ini pun berangkat dari fakta di lapangan bagaimana para mantan napi sulit mencari kerja. Salah satunya karena terkendala Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Para barista Second Chance Cafe sedang melayani pelanggan. (FOTO: Fernando Rumetor)

Lewat Second Chance Cafe ini, kata Edward, pihaknya mencoba membantu mereka agar bisa menata kehidupannya dengan lebih baik serta mendapatkan pekerjaan yang layak usai keluar dari jeruji besi.

“Disini mereka dilatih menjadi barista membuat kopi selama 4-6 bulan, kemudian setelahnya mereka bisa memilih apakah menjadi barista juga atau mau mencoba pekerjaan yang lain,” bebernya.

Disini, lanjutnya, para eks napi ini juga diajarkan untuk bisa disiplin dalam pekerjaan, menumbuhkan jiwa sosial dengan cara berinteraksi dengan pembeli, serta mampu bekerja sama dalam tim.

“Hingga saat ini sudah ada 14 mantan napi yang ‘lulus’ dari Second Chance dan sebagian besar dari mereka pun perilakunya sudah berubah menjadi lebih baik,” tukas Edward.

Terhitung sudah 2 tahun lebih cafe ini berdiri, dan para barista pun menyebut bahwa mereka mendapatkan pelajaran berharga. Seperti yang diungkapkan Vidi, salah satu Barista kepada SINDOMANADO.COM.

“Memang awalnya sulit beradaptasi untuk disiplin dan ikut pelatihan ini, tapi lama-kelamaan saya akhirnya bisa menyesuaikan. Jujur sangat terbantu karena jadi barista enak, sehingga kedepannya saya tetap berencana jadi barista juga,” ungkapnya.

Senada diutarakan Aldo, yang sudah sempat ‘lulus’ dari Second Chance, namun memutuskan untuk bergabung kembali. Aldo jadi salah satu barista terlama di cafe ini.

“Waktu ditawari di lapas, saya langsung mengiyakan karena berpikir nanti setelah keluar akan sulit cari kerja,” tutur Aldo.

Aldo mengaku, dirinya banyak mendapatkan pelajaran di Second Chance, mulai dari membuat kopi hingga menghadapi tingkah laku pelanggan yang berbeda-beda.

Sebuah tulisan yang dipajang di Second Chance Cafe. (FOTO: Fernando Rumetor)

“Saya belajar bagaimana menjadi sabar dan melayani pelanggan dengan baik. Jadi memang saya belajar banyak hal disini,” sebutnya.

Second Chance sendiri buka dari jam 11 siang sampai 10 malam. Pengunjung bisa menikmati waktu senggang dengan melihat pemandangan pesisir Kota Manado dan indahnya lautan serta Pulau Manado Tua dan Pulau Bunaken di kejauhan.

Selain menyediakan kopi, cafe ini juga menyediakan beragam menu menarik lainnya, hingga makanan hasil kreasi UMKM di Manado. (Fernando Rumetor)