MANADO – Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yaitu Idul Fitri dan Paskah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus melakukan berbagai langkah dalam mengantisipasi kenaikan harga-harga barang.

Dikatakan Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko bahwa pihaknya telah melakukan inisiasi Gerakan Pengendalian Inflasi Sulut tahun 2023 di Kotamobagu akhir bulan Februari lalu.

“Kita juga terus melaksanakan High Level Meeting (HLM) dengan pemerintah daerah mulai dari Bolmong Raya, Manado, hingga wilayah Kepulauan,” ujar Prasmuko kala bincang-bincang santai bersama Jurnalis, Kamis (9/3/2023).

Menurutnya, pelaksanaan HLM penting dilakukan untuk melihat dan membicarakan kondisi terkini di masing-masing daerah, serta mencari solusi atas permasalahan terkait distribusi barang.

Seperti di daerah Kepulauan yang menjadi kendala ialah dari sisi transportasi, berbeda halnya dengan Kota Manado, Minahasa Raya ataupun Bolmong Raya.

Bank Indonesia pun dikatakan Prasmuko, mendukung penuh program ‘Marijo Bakobong dari Pemerintah Provinsi, salah satunya lewat pembagian 350 ribu bibit tanaman seperti bawang, rica dan tomat (Barito).

“Ini masih dalam proses dan rencananya pembagian bibit tersebut dilaksanakan mulai akhir Maret atau awal april, dan akan dilakukan secara bertahap di seluruh Kabupaten/Kota,” beber Prasmuko yang didampingi Deputi Perwakilan BI Sulut Marwadi dan Fernando Butarbutar.

Selain itu, Bank Indonesia berencana mengadakan kerjasama antar daerah (KAD) di Minahasa serta perluasan jalur komunikasi pengendalian inflasi dan optimisme ekonomi melalui sosialisasi kepada pemuka agama dari 6 Kabupaten/Kota.

Bank Indonesia, lanjut Prasmuko, bakal menempuh upaya untuk memperkuat sinergitas dengan lembaga dan pemerintahan daerah, maupun para tokoh agama.

Maksud kami yaitu, para tokoh agama bukan melaksanakan sosialisasi, namun harapan kami, lewat mereka masyarakat diajak untuk bagaimana tidak panic buying dan tetap cool. Sementara untuk pedagang dapat diingatkan untuk bagaimana berdagang dengan baik,” jelasnya.

Diketahui, beberapa komoditi yang berpotensi menaikkan inflasi di Sulut ialah Barito, Beras, hingga Perikanan. Oleh sebab itu, komoditi tersebut bakal menjadi perhatian serius dari BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sulut. (Fernando Rumetor)