MANADO – Salah satu kunci keberhasilan suatu hubungan adalah terjalinnya komunikasi yang baik. Penyebab timbulkan konflik dalam suatu hubungan salah satunya karena masalah komunikasi. 

Communication skill yang baik akan mempengaruhi suatu hubungan. Komunikasi merupakan cara seseorang mengekspresikan dan menyampaikan pesan dengan berbagai cara agar didengarkan dimengerti oleh orang lain. 

Dengan berkomunikasi, seseorang dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk cerita, keluh kesah, juga seseorang bisa mengekspresikan ide, keinginan, harapan, pikiran dan perasaan orang lain.

Terdapat cara agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan bersifat dua arah, yaitu Komunikasi Asertif, yaitu sikap mampu berkomunikasi dengan jujur dan tegas, namun tetap menghargai dan menjaga perasaan orang lain. 

Ketrampilan berkomunikasi seperti ini akan menumbuhkan rasa saling menghargai dan terbuka sehingga komunikasi berjalan singkat, jelas dan efektif.

Komunikasi Asertif merupakan cara efektif untuk memecahkan masalah interpersonal. Asertif melibatkan hak-hak pribadi dan mengungkapkan pikiran, perasaan dan keyakinan secara langsung, jujur dan tepat tanpa melanggar hak orang lain. 

Keterampilan komunikasi asertif mampu menciptakan peluang untuk diskusi terbuka dengan berbagai pendapat, kebutuhan dan pilihan untuk didengar dan dipertimbangkan dengan hormat untuk mencapai soulsi yang saling menguntungkan untuk masalah tertentu.

Komunikasi asertif juga dapat memperkuat hubungan, mengurangi stress akibat konflik, dan memberi dukungan sosial saat menghadapi masa-masa sulit. 

Perilaku asertif dianggap dapat menunjukkan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, mendorong pengungkapan diri, pengendalian diri dan apresiasi positif terhadap harga diri.

Sikap ini penting untuk dimiliki ibu-ibu PKK Kelurahan Taas Kecamatan Tikala Kota Manado, karena masih banyak yang ketika mengekspresikan ide, keinginan, harapan, pikiran dan perasaan kepada suami, anak, sesama anggota PKK maupun dengan orang lain tanpa mengelola kata-kata terlebih dahulu dan tanpa memikirkan perasaan orang lain, kurang menghargai dan menyinggung, sehingga menimbulkan konflik. 

Masih banyak ibu-ibu PKK yang kurang mampu mengelola emosi ketika berbicara, sehingga respons verbal dan non verbalnya menjadi salah dan menyinggung orang lain. Dalam berinteraksi, terkadang ibu-ibu kurang bisa merespon pembicaraan secara tepat, kata-kata dikeluarkan tanpa memperhatikan situasi dan kondisi. 

Banyak juga ibu-ibu yang merasa kesulitan mengemukakan pendapat karena khawatir akan menyakiti perasaan mereka. Ada juga yang tidak mempunyai kemampuan untuk berkata tidak, tetapi hanya mampu menutupi dan memendam pendapat sendiri.