Selaku Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi, Dr. Grace Jane Waleleng, S.Sos, MSi pada hari Senin (9/10/2023) melakukan Pelatihan Komunikasi Asertif Pada Kelompok Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado.
Dengan menggunakan metode pelaksanaan wawancara, diskusi dan ceramah, serta pelatihan ketrampilan, permainan Role Play dengan memberikan pengarahan dan modeling secara langsung untuk menunjukkan bagaimana Komunikasi Asertif yaitu: Memiliki kemampuan untuk mengatakan tidak, Menunjukkan waktu berbicara yang lama, Jelas dalam berbicara, Mampu memberikan saran dan mengeluarkan perasaan sesuai keadaan diri, Mampu mengelola emosi ketika berbicara, Dapat merespon pembicaraan secara tepat, Berani memandang lawan bicara atau orang lain yang dijumpai, Memperlihatkan ekspresi yang sesuai dengan perasaan yang dialami, Jarak berbicara yang tidak terlalu dekat atau tidak terlalu jauh, Sikap badan yang tegak ketika berbicara, Mampu menggunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan apa yang dikatakan.
Dr. Grace Jane Waleleng, S.Sos mengatakan bahwa Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan organisasi kemasyarakatan yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan, dimana didalamnya beranggotakan ibu-ibu yang memiliki berbagai kegiatan positif.
“Demikian pula dengan PKK di Kelurahan Taas Kecamatan Tikala Kota Manado yang beranggotakan ibu-ibu yang tinggal di Kelurahan Taas, yang termotivasi untuk mengikuti program pemerintah karena didalamnya banyak hal yang bisa diperoleh seperti keterampilan, penyuluhan dan masih banyak lagi kegiatan yang bermanfaat yang diperoleh oleh ibu-ibu PKK,” jelasnya.
Dalam menjalankan program kegiatan dan pencapaian tujuan, ibu-ibu PKK Kelurahan Taas akan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Demikian pula ketika ibu-ibu PKK berada di tengah keluarga dan masyarakat dimana mereka tinggal.
“Ibu-Ibu PKK sering mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaan serta pendapat kepada orang lain. Perasaan tidak enak muncul karena takut menyakiti perasaan atau menghakimi secara tidak langsung,” kata Grace Waleleng.
Dalam kegiatan PKM tersebut juga hadir Ketua PKK Kelurahan Taas Maria Rori dan Lurah Taas Gresee Warouw, Ketua PKK Dasa III Tineke Lesar, dan Ketua PKK Dasa IV Helena Samalo.
Selaku Lurah Taas, Gresee Warouw menyampaikan bahwa Ibu-Ibu PKK masih kurang bisa mengekspresikan ide, keinginan, harapan, pikiran dan perasaan, padahal sebenarnya mereka mempunyai gagasan yang bagus untuk diterapkan.
“Mereka masih kurang mampu mengelola emosi ketika berbicara, kurang mampu merespons pembicaraan secara tepat, kesulitan mengemukakan pendapat, tidak mempunyai kemampuan berkata tidak, kurang bisa mendengarkan lawan bicara, kurang mampu berkata tegas dan terbuka saat berkomunikasi dengan lawan bicaranya,” bebernya.
“Bahkan terkadang ibu-ibu PKK kurang mampu mengelola emosi ketika berbicara dengan lawan bicaranya, sehingga tidak jarang konflik timbul akibat kata-kata yang keluar akibat emosi tersebut,” ucap Greesee.
Permasalahan-permasalahan tersebut, lanjutnya, berkaitan dengan kemampuan individu dalam menyampaikan apa yang sedang dipikirkan, apa yang diinginkan dan dirasakan kepada orang lain, namun disamping itu tetap menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain.
Dalam pelatihan yang dilakukan, ibu ibu PKK Kelurahan Taas Kecamatan Tikala diberikan latihan menyampaikan informasi, gagasan dan perasaan yang dialami dengan berani dan benar kepada orang lain tanpa menimbulkan kesalahpahaman dalam menerima informasi.
Ibu-ibu PKK juga diberikan pelatihan menyampaikan ide dan gagasan secara terbuka, serta mampu berkata tidak dan mampu meminta bantuan dan mengekspresikan perasaan positif dan negatif dengan cara yang wajar. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan