BITUNG – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) resmikan pelayaran perdana kapal kargo SITC Container Line MV. SITC Batangas Voy.2403 N yang menjadi langkah awal menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai pintu gerbang ekspor Sulut ke pasar Asia pada Kamis (8/2/2024).
Dalam pelayaran perdana tersebut, sejumlah komoditas pertanian dan perikanan Sulut yang telah melewati tindakan karantina turut diekspor ke beberapa negara di Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok.
Adapun komoditas pertanian dan perikanan yang diekspor terdiri dari 3 kontainer santan beku (78,12 ton), 1 kontainer tepung kelapa (26,26 ton), 2 kontainer ikan asap kering (48 ton), dan 1 kontainer produk perikanan lainnya (25,45 ton).
Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sulawesi Utara yang diwakili oleh Ketua Tim Karantina Tumbuhan, Dwi Rachmanto dan Ketua Tim Karantina Ikan, Steven Manoppo serta pejabat karantina lainnya menyerahkan sertifikat karantina.
Pihak Karantina memastikan dan penjamin produk tumbuhan dan ikan yang diekspor dalam kondisi sehat serta bebas penyakit sehingga aman untuk berlayar ke negara tujuan.
Secara terpisah, Kepala Karantina Sulut, I Wayan Karta Negara menyatakan, bahwa keberadaan Institusi Karantina saat ini dalam kelembagaan yang baru (Badan Karantina Indonesia) diharapkan dapat menjadi Tools Pergagangan dunia, dengan memastikan keterimaan produk pertanian dan perikanan Indonesia khususnya Sulawesi Utara sesuai dengan persyaratan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat diterima tanpa adanya hambatan dan penolakan di negara tujuan.
Wayan juga menambahkan peran giat ekspor ini sangat mendukung pendapatan devisa negara dari Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya pihak karantina menyatakan siap mengawal produk-produk ekspor dapat memenuhi standar yang dipersyaratkan negara tujuan.
“Kita perlu bekerja sama dalam kesuksesan ekspor produk pertanian dan perikanan ini. Karantina akan ambil peran dalam membantu pemenuhan standar persyaratan yang ditetapkan negara tujuan sekaligus mengawal jaminan kelayakan dan keamanan produk bebas penyakit,” jelasnya.
“Selanjutnya para eksportir diharapkan dapat kualitas komoditasnya baik hewan, ikan dan tumbuhan serta produknya untuk kelancaran ekspor dan keberterimaannya oleh negara tujuan,” tambah Wayan.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw menyampaikan apresiasinya kepada seluruh instansi terkait sehingga terwujud ekspor komoditas pertanian dan perikanan melalui pelayaran langsung (direct call) ini.
Steven berharap dengan adanya Bitung sebagai gerbang ekspor dunia, kedepannya ekspor produk-produk hewan, ikan dan tumbuhan lainnya semakin menggeliat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sulawesi Utara.
Turut hadir pada acara peresmian tersebut, Duta Besar (Dubes) Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Djauhari Oratmangun, yang juga memberikan dukungan dan harapannya kepada Pemprov.
Sulawesi Utara yang telah menginisiasi membuka jalur Direct Call (Pelayaran Langsung) Ekspor dari Pelabuhan Bitung, sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia ke berbagai kota pelabuhan di China, Jepang dan Korsel serta Manila dan Davao di Filipina. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan