MANADO – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (BPS Sulut) mencatat pada bulan Februari 2024 Sulut mengalami deflasi sebesar 0,63 persen month-to-month (m-t-m).

Sementara itu, inflasi tahun ke tahun (y-t-y) Sulut sebesar 3,55 persen, dan inflasi tahun kalender (y-t-d) Sulut sebesar 1,04 persen.

“Tingkat deflasi bulan Februari ini lebih dalam jika dibandingkan bulan Januari 2024,” ujar Kepala Bagian Umum BPS Sulut, Dadang Sudarmadi, dalam rilis berita resmi statistik, pada Jumat (1/3/2024).

Disebutkannya, penurunan harga tomat menjadi pendorong terbesar Sulut alami deflasi 0,63 persen pada Februari 2024. 

Sementara, kenaikan harga beras memberi andil sebesar 0,30 persen pada inflasi, namun masih lebih rendah dibandingkan tomat dan cabai rawit.

“Kenaikan harga beras di sentra perdagangan Kota Manado belum mempengaruhi inflasi di Provinsi Sulawesi Utara,” kata Sudarmadi.

Adapun untuk komoditas pendorong deflasi yakni Tomat mengalami deflasi 0,56 persen, kemudian cabai rawit 0,47 persen, angkutan udara 0,17 persen, bawang merah 0,10 persen dan cabai merah keriting 0,05 persen.

“Februari 2024 inflasi Year on Year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,55 %,” tutur Sudarmadi.

Lanjut dia, Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,06 persen dengan IHK sebesar 107,25 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,33 persen dengan IHK sebesar 104,43. (Fernando Rumetor)