MANADO – Bank Indonesia terus mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi pembayaran secara non tunai.

“Di antaranya dengan QRIS dan memperluas kepesertaan BI-FAST termasuk kanal layanan dan akseptasi masyarakat,” ujar Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko dalam kegiatan Rabbani di Pondok Pesantren Darul Istiqomah, Jumat (15/2/2024).

Ia menyebut bahwa BI juga mendorong Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk mempersiapkan infrastruktur guna menghadapi peningkatan transaksi di bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H.

Sejalan dengan itu, kata Prasmuko, Bank Indonesia menempuh langkah strategis guna memastikan kelancaran sistem pembayaran non tunai.

Bl memastikan kesiapan (ketersediaan dan keandalan) sistem dan layanan kritikal BI untuk menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran yang diselenggarakan Bl (tunai dan nontunai), termasuk memantau sistem peserta dalam memberikan pelayanan transaksi pembayaran.

Adapun bulan Ramadan, Idul Fitri maupun hari-hari besar lainnya merupakan momen bagi masyarakat untuk membelanjakan Rupiah.

Di momen ini, Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk berperilaku belanja bijak dan mencermati ciri-ciri keaslian Uang Rupiah dengan senantiasa menerapkan 3D (dilihat, diraba dan diterawang). 

“Belanja bijak diwujudkan dengan belanja sesuai kebutuhan seperti tidak berlebihan, memastikan kualitas setara dengan harga, dan tidak menimbun pembelian,” bebernya.

“Kita juga diharapkan bisa belanja produk dalam negeri, khususnya produk UMKM, serta mengalokasikan dana secara tepat dengan berhemat dan menabung,” ucap Prasmuko.

Diketahui Tema Ramadan/Idul Fitri yang diusung BI tahun ini merefleksikan ajakan tersebut, yakni “Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) : BIJAK GUNAKAN RUPIAH DI BULAN PENUH BERKAH”. (Fernando Rumetor)