MANADO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara OJK Mengajar bertemakan “Peran Mahasiswa Dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan: Membangun Kesadaran Finansial” di Auditorium Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Senin (14/10/2024).
Kegiatan yang dirangkaikan dengan penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 di Sulawesi Utara (Sulut) ini dihadiri langsung Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara.
Dalam kesempatan ini, Mirza berkesempatan bertemu sekira 1.600-an mahasiswa dari Universitas Sam Ratulangi dan memberikan literasi keuangan kepada mereka.
Salah satu topik bahasan yang disampaikan Mirza adalah soal investasi ilegal, hingga pinjaman online (Pinjol) ilegal.
“Dari periode 2017 sampai September 2024, OJK telah menghentikan dan memblokir sebanyak 10.890 entitas ilegal, dimana yang terbanyak adalah Pinjol Ilegal yang mencapai 9.180, kemudian investasi ilegal sebanyak 1.459,” jelasnya.
Kata Mirza, ada berbagai karakteristik investasi ilegal yang patut diwaspadai oleh mahasiswa. Diantaranya legalitas tidak jelas, keuntungan tidak wajar dalam waktu cepat, klaim tanpa risiko, ‘member get member’, hingga memanfaatkan tokoh masyarakat maupun public figure.
“Modus investasi ilegal juga ada beberapa, mulai dari skema ponzi dengan modus membantu sesama, belanja online dan penjualan saham. Kemudian pemalsuan izin usaha yang mengatasnamakan OJK, hingga duplikasi website/nama perusahaan yang berizin,” bebernya.
Oleh sebab itu, Mirza mengharapkan mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa untuk bijak dalam memilih produk/layanan jasa keuangan.
“Sebelum memilih pastikan 2L, Legal dan Logis. Legal berarti produk/layanan memiliki izin dari otoritas berwenang. Logis berarti benefit dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan masuk akal dan tidak ada indikasi penipuan,” ucapnya.
Mirza pun menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam peningkatan inklusi keuangan sehingga dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
“Mahasiswa adalah agen perubahan yang dapat mendorong inklusi keuangan. Melalui peningkatan literasi keuangan, kita dapat memastikan generasi muda memiliki pemahaman yang kuat terhadap produk dan layanan keuangan, serta mampu melindungi diri dari berbagai risiko keuangan, termasuk jebakan pinjaman online ilegal dan penipuan investasi,” ujar Mirza.
Selain itu, Mirza juga menyampaikan bahwa peningkatan literasi keuangan akan membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk mengambil keputusan finansial yang bijak.
“Dengan pengetahuan keuangan yang baik, mahasiswa akan lebih siap menghadapi dinamika ekonomi yang kompleks, serta dapat berkontribusi dalam membangun stabilitas sistem keuangan yang lebih kuat dan inklusif,” tambahnya.
Adapun rangkaian kegiatan di Auditorium Unsrat ini melibatkan berbagai edukasi keuangan, pameran produk jasa keuangan, serta fasilitasi pembukaan rekening, kredit, dan produk asuransi.
Acara OJK Mengajar di Unsrat dan penutupan BIK 2024 diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara OJK, Industri Jasa Keuangan, dan dunia pendidikan dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan di Sulawesi Utara.
Serta membangun generasi muda yang siap menghadapi tantangan ekonomi masa depan dan menjadi agen edukasi yang membagikan pemahaman dan pengetahuan untuk mendorong masyarakat yang cerdas keuangan. (Fernando Rumetor)


Tinggalkan Balasan