MANADO – Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Utara (KPU Sulut) telah menuntaskan agenda debat pasangan calon (Paslon) pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut tahun 2024.
Debat ketiga atau debat pamungkas sendiri digelar di Grand Kawanua International City (GKIC) Manado, Selasa (12/11/2024) malam.
Menariknya, closing statement atau pernyataan penutup pasangan nomor urut 3, Steven Kandouw – Letjen (Purn) Alfret Denny Tuejeh disingkat SK-DT, memberikan perhatian serius pada proses demokrasi di Sulawesi Utara.
Di awal pernyataan, Cawagub Jenderal (Purn) Denny Tuejeh menguraikan salah satu topik debat ketiga adalah wawasan kebangsaan. Salah satu nilai wawasan kebangsaan adalah kedaulatan rakyat yang merupakan hakekat demokrasi itu.
“Itu adalah hak asasi, tidak boleh ada pihak atau orang lain yang mencoba menghilangkan kebebasan itu, karena itu melanggar hak asasi manusia,” tegas Denny Tuejeh disambut tepuk tangan riuh pendukung.
Ia menambahkan, tapi apa yang terjadi dengan demokrasi Sulawesi Utara dalam konteks Pilkada hari ini. Kalau kita berpikir jernih sangat memprihatinkan dan memalukan!
“Kalau mau mengambil suara rakyat, silahkan paparkan visi misi yang baik, kasih makan, kasih perhatian, buat rakyat yakin, percaya, senang dan sejahtera supaya mereka memilih, bukan sebaliknya menakuti dan intimidasi. Biarkan rakyat bebas dan bahagia,” sambungnya.
“Apa yang terjadi hari ini semakin menguatkan apa yang sudah saya ingatkan dalam dua debat terakhir sebelumnya, yaitu saudara tidak boleh salah pilih,” terang Denny Tuejeh berapi-api.
Lanjutnya, makna filosofi ‘Sitou Timou Tumou Tou’ hanya bisa diejawantahkan masyarakat Sulawesi Utara, Paslon 3 SK-DT tahu persis makna itu, mengapa? Karena kami menggunakan hati nurani supaya Tumou Tou, bukan Tumongko Tou.
“Saya mengimbau sekaligus minta tolong, untuk kebaikan kita bersama jangan salah pilih, tetap pilih SK-DT, Sulut kuat anugerah dari Tuhan,” pungkas Denny Tuejeh disambut yel-yel semangat ribuan pendukung nomor urut tiga. (*)
Tinggalkan Balasan