MANADO – Pemilihan Kepala Daerah Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara tahun 2024 telah sukses dilaksanakan pada hari Rabu (27/11/2024).
Hingga saat ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengumumkan pemenang Pilkada Sulut, meskipun sebuah lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat mereka.
Direktur Bidang Kajian Ilmu Politik dari Sulut Political Institute, Dr. Johny Lengkong, SIP, MSi, memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Pilkada yang aman dan lancar tahun ini, walaupun terdapat banyak kejadian tak terduga.
Adapun melalui Pilkada ini, dirinya berharap akan terpilih figur terbaik yang mendapat legitimasi dari masyarakat.
“Hasil quick count lembaga survei Charta Politika menyebutkan paslon nomor 1 yakni YSK-Victory mengungguli paslon nomor 2 E2L-HJP dan paslon nomor 3 SK-DT. Itulah hasil lembaga survei yang selisihnya hampir 5 persen. Tapi apakah ini hasil akhir? Tidaklah demikian karena hasil akhir proses pemilihan, legal formalnya dilakukan oleh KPU lewat rekapitulasi/pleno secara berjenjang,” kata Johny Lengkong saat didampingi Jubir FPDR Sulut Ronald Ginting SSos, dan Peneliti Rumah Nusantara Andreas Sabawa SE ketika konferensi pers siang tadi.
Dikatakan Lengkong bahwa KPU Sulut harus mempercepat proses rekapitulasi. Pasalnya sudah ada paslon yang klaim kemenangan.
“Untuk hitung cepat, bisa juga ada bias misalnya ada kesalahan pengambilan sampel TPS, namun nantinya dinetralkan oleh hasil rekapitulasi resmi KPU,” beber Lengkong.
Dirinya pun meminta agar semua pihak tetap sabar menunggu hasil resmi dan jangan mengintervensi kerja penyelenggara.
“Berikan kepada KPU untuk melaksanakan tugasnya secara baik, bekerja berdasarkan aturan yang ada. Bawaslu, paslon, saksi dan masyarakat sama-sama mengawal proses ini,” bebernya.
Ditambahkan akademisi perguruan tinggi di Sulut ini bahwa jalur konstitusional bisa ditempuh oleh paslon. Asalkan dipandang ada perbedaan hasil guna mencegah kegaduhan di tengah masyarakat itu sendiri.
“Mari kita jaga bersama kerukunan dan kondusifitas daerah kita, apalagi dalam waktu dekat kita sudah mulai mempersiapkan diri menyambut Hari Raya,” kata dia.
Andreas Sabawa mengatakan ilmu statistik di quick count tidaklah salah, dan merupakan bagian dari matematika. Namun ada beberapa variabel yang menentukan, bahkan ada margin of error.
“Nah ini jika salah menentukan hasilnya akan bias terutama saat pengambilan populasi sampel,” jelas Andreas.
”Jadi kita tunggu hasil resmi seperti apa. Beri ruang bagi KPU bekerja secara baik,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan