MANADOBadan Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memastikan akan memfasilitasi pemulangan jenazah Marco Tirayoh, warga Sulut yang ditemukan meninggal dunia di Kamboja pada awal tahun ini.

Kepala BP3MI Sulut, Hendra Makalalag menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja terkait pemulangan jenazah Marco.

“Saat ini kami masih menunggu hasil penelusuran dari KBRI terkait perusahaan yang mempekerjakan Mario,” ucap Hendra saat ditemui, Jumat (10/1/2025). 

“Selain itu ada informasi diduga Marco meninggal karena sakit, tetapi kami masih menunggu hasil penyelidikan resmi dari pihak berwenang di sana, juga dari KBRI,” sebutnya.

Hendra pun memastikan bahwa negara hadir untuk melindungi warga negaranya, sehingga pihaknya akan memfasilitasi kepulangan jenazah.

“Memang biasanya (untuk pemulangan jenazah, red) agak memakan waktu, sekira 3 minggu sampai 1 bulan. Pihak KBRI yang akan menginformasikan ke kita soal fasilitasi pemulangannya,” jelasnya.

Sekadar diketahui, kasus meninggalnya Marco Tirayoh, PMI ilegal asal Sulut, cukup menyita perhatian masyarakat Nyiur Melambai setelah jenazahnya ditemukan di distrik Daun Penh, Phnom Penh, Kamboja, pada 2 Januari 2025 lalu. 

Pihak keluarga yang kesulitan memulangkan jenazah Marco pun sempat meminta bantuan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Hillary Brigitta Lasut. (Fernando Rumetor)