MANADO – dr. Ray Wagiu Basrowi, memperkenalkan buku terbarunya bertajuk “Sehat Setengah Hati” melalui acara bincang buku di Toko Buku Gramedia Sam Ratulangi, Manado pada Kamis (31/7/2025).
Acara ini menarik perhatian para akademisi, tenaga medis, dan masyarakat umum yang hadir untuk mendengarkan langsung pemaparan sang penulis mengenai gagasan hidup sehat yang diangkat dalam buku tersebut.
Buku Sehat Setengah Hati ini membahas tantangan masyarakat Indonesia dalam membangun pola hidup sehat.
dr. Ray menuturkan, buku ini ditulis untuk “membela” orang-orang yang kesulitan menjalani hidup sehat dengan cara menyadarkan mereka mengenai faktor penghambat yang dihadapi.
“Buku ini ingin menyadarkan masyarakat Indonesia kenapa mereka sulit menjadi sehat. Kalau mereka tahu faktor penghambatnya, kita bisa bantu melalui promosi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar dr. Ray.
Dalam bukunya, dr. Ray memperkenalkan konsep health belief model, metode ilmiah yang telah diterapkan di Amerika, Eropa, dan negara Skandinavia sejak lama, namun belum banyak diadopsi di Indonesia.
“Di Puskesmas kita belum punya data health belief model untuk pasien. Sementara di luar negeri, ini sudah jadi standar. Lewat buku ini saya ingin mendorong pemerintah agar promosi kesehatan di Indonesia bisa berbasis data dan lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Judul “Sehat Setengah Hati” sendiri terinspirasi dari kenyataan bahwa banyak orang tahu pentingnya hidup sehat namun enggan melakukannya karena kurang mencintai diri sendiri dan menghadapi berbagai hambatan.
Selain itu, dr. Ray juga menekankan peran media sosial dalam mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat, terutama anak muda.
“Postingan gaya hidup sehat di media sosial bisa empat sampai lima kali lebih efektif mempengaruhi orang lain. Mulailah dari diri sendiri. Pamerkan pola hidup sehat kita. Satu postingan bisa mempengaruhi orang lain, dan efeknya bisa berlipat ganda,” paparnya.
Melalui peluncuran buku ini, dr. Ray berharap masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pola hidup sehat, dan pemerintah terdorong untuk mengembangkan promosi kesehatan yang lebih personal, berbasis data, dan sesuai kebutuhan masyarakat. (nando/*)


Tinggalkan Balasan