MANADO – Kolaborasi antarlembaga menjadi kunci utama penguatan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua).

Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Ricky P. Gozali dalam Rakernas Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Sulampua 2025 di Manado, Senin (27/10/2025).

Ia menegaskan bahwa sinergi dalam peningkatan produksi, efisiensi distribusi, dan digitalisasi adalah cara efektif untuk menjaga stabilitas harga pangan, mengendalikan inflasi, dan meningkatkan kesejahteraan.

​Dalam acara yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kementerian, Badan Pangan Nasional, Bulog, serta Gubernur dan Biro Ekonomi se-Sulampua ini, Deputi Gubernur Ricky memberikan apresiasi atas keberhasilan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Pusat (TPIP) yang berhasil menjaga inflasi nasional di level 2,65% (yoy) pada September 2025.

​Meskipun demikian, Ricky menyoroti tingginya tekanan inflasi pangan bergejolak di Sulampua akibat gangguan pasokan seperti cuaca ekstrem dan hama.

Untuk mengatasinya, ia mendorong penguatan Gerakan Pasar Murah (GPM) dan Operasi Pasar dengan prinsip “Tiga Tepat”: tepat lokasi, tepat sasaran, dan tepat waktu. Intervensi ini dinilai krusial untuk menstabilkan harga komoditas strategis seperti beras, cabai merah, bawang merah, dan ikan segar.

​”Selain itu, percepatan distribusi melalui Kerja Sama Antar Daerah (KAD) menjadi fokus utama untuk memastikan kecukupan pasokan, terutama di wilayah kepulauan dan pegunungan,” ucapnya.

Ricky juga meminta agar seluruh agenda ini disinergikan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), didukung oleh Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP), BUMD, dan pelaku usaha lokal untuk memperkuat rantai pasok daerah.

​Sementara itu, Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa sebagai lumbung pangan Kawasan Timur Indonesia, TPID harus proaktif memetakan wilayah surplus dan defisit serta memperkuat skema business-to-business (B2B) dalam KAD untuk efisiensi distribusi.

Model kemitraan rantai pasok hulu-hilir, seperti yang telah berhasil dilakukan oleh Koperasi Wale Tani Mapalus di Sulawesi Utara, diharapkan dapat dicontoh secara lebih luas

Adapun Koperasi Wale Tani Mapalus telah berhasil menyalurkan hasil panen langsung ke Perusahaan Umum Daerah (PUD). (nando)