Aroma sambal roa yang pedas gurih menyeruak dari dapur sederhana di Lingkungan I, Sumbersari Satu, Kelurahan Bitung Barat I. Di sinilah kelompok “Bibasa Go Roa”, yang beranggotakan ibu-ibu PKK setempat, memutar roda wirausaha kecil yang lahir dari semangat kebersamaan dan keinginan untuk mandiri.
Kelompok Bibasa Go Roa terdiri dari sepuluh orang anggota aktif yang masing-masing memiliki peran penting dalam pengelolaan usaha. Salah satu sosok yang menjadi penggerak utama adalah Farida Muller, atau akrab disapa Bu Hoa.
“Awalnya kami hanya kumpul-kumpul PKK, tapi berkat dorongan Ibu Lurah dan bantuan dari Pertamina, kami bisa punya kegiatan yang menghasilkan,” tutur Bu Hoa sambil tersenyum bangga.
Dukungan dari Pertamina Integrated Terminal (IT) Bitung menjadi titik awal berkembangnya kelompok Bibasa Go Roa. Bantuan yang diberikan bukan hanya berupa alat-alat dapur seperti panci, loyang, dan perlengkapan memasak, tetapi juga pelatihan pengolahan serta pengemasan produk agar lebih menarik dan tahan lama.
“Pertamina bantu alat-alat buat produksi, termasuk pelatihan dari Bu Ina. Kami diajarkan cara membuat sambal roa yang enak dan kemasannya supaya bagus,” ujar Bu Hoa yang merupakan Bendahara kelompok ini.
Kini, sambal roa olahan mereka dikemas dalam botol berukuran 150 gram, sedangkan kerupuk tuna dijual dalam kemasan plastik seperempat kilogram. Harga jualnya pun terjangkau — Rp30.000 untuk sambal roa dan Rp15.000 untuk kerupuk tuna.

Promosi Dari Teman ke Teman
Meski baru beroperasi sejak tahun lalu, produk Bibasa Go Roa mulai dikenal di lingkungan sekitar. Pemasarannya masih sederhana, mengandalkan pesanan dari teman ke teman dan jaringan Pertamina.
“Pendapatan belum stabil karena masih tunggu pesanan. Kadang kami bikin sambal, kadang bikin kue kalau ada yang pesan,” ungkap Bu Hoa.
Di sela-sela kesibukan rumah tangga, para anggota kelompok tetap menyempatkan diri menyiapkan bahan, menggoreng ikan roa, mencampur bumbu, hingga mengemas produk bersama. Aktivitas itu bukan hanya menambah penghasilan, tapi juga mempererat kebersamaan antaranggota.
Dapat Perhatian Pertamina
Community Development Officer Pertamina Patra Niaga IT Bitung, Shafira Zulfa Ramadhani, mengatakan bahwa bantuan kepada kelompok Bibasa Go Roa merupakan bentuk nyata kepedulian perusahaan dalam membantu masyarakat agar lebih mandiri secara ekonomi.
“Bibasa Go Roa ini adalah kelompok UMKM ibu-ibu PKK yang awalnya fokus memproduksi sambal roa dan kerupuk tuna. Di tahun ini, kami bantu untuk perbaikan dapur produksi sekaligus pengembangan produk agar tidak hanya berhenti di sambal roa, tapi juga bisa membuat aneka snack seperti cookies dan jajanan pasar,” jelas Shafira.
Selain pengembangan produk, Pertamina juga memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana produksi. Mulai dari renovasi dapur agar sesuai dengan standar BPOM dan Dinas Kesehatan, hingga peralatan penunjang seperti kulkas, kipas angin, serta perlengkapan memasak.
“Tahun lalu kami bantu pembangunan dapur produksi. Tahun ini fokusnya pada renovasi agar bisa lolos penilaian BPOM. Kami juga bantu proses penerbitan PIRT dan saat ini sedang menunggu nomor MD dari BPOM,” tambahnya.
Pertamina IT Bitung juga memberikan dukungan terhadap biaya operasional produksi seperti pembayaran listrik dan air, agar kelompok dapat terus berproduksi tanpa hambatan.
Lebih lanjut, Shafira menjelaskan bahwa program Bibasa Go Roa merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat jangka panjang yang dijalankan Pertamina.
“Program pemberdayaan di Pertamina memiliki jangka waktu lima tahun. Setiap lima tahun kami evaluasi— kalau ada peningkatan, maka program akan dilanjutkan. Tapi kalau stagnan, bisa dihentikan. Namun setelah lima tahun pun, tidak serta-merta dilepas begitu saja, kami tetap melakukan pendampingan sampai kelompok benar-benar mandiri,” terangnya.
Dalam upaya mendukung pemasaran produk, Pertamina juga kerap membeli hasil produksi kelompok untuk dijadikan souvenir atau merchandise pada kegiatan perusahaan.
“Di beberapa kegiatan, kami membeli produk mereka untuk dijadikan merchandise. Tujuannya agar semangat mereka tetap terjaga sekaligus membantu promosi produk mereka,” ungkap Shafira.
Bertumbuh Bersama, Menuju Kemandirian
Program pembinaan dari Pertamina IT Bitung akan berlangsung selama lima tahun, dengan tujuan agar kelompok Bibasa Go Roa dapat berdiri di atas kaki sendiri setelah masa pendampingan berakhir.

“Kalau nanti Pertamina sudah selesai bimbing kami, harapannya kami bisa berdikari. Bisa lanjut sendiri, bahkan bisa kirim sambal roa dan kerupuk ke luar kota atau luar daerah,” harap Bu Hoa penuh semangat.
Ia pun berterima kasih kepada pihak kelurahan dan Pertamina yang telah membuka jalan bagi para ibu untuk berdaya. “Kalau tidak ada Ibu Lurah yang minta bantuan ke Pertamina, mungkin kami tidak punya kegiatan begini. Jadi ini sangat membantu kami, apalagi buat tambah-tambah penghasilan di rumah,” tuturnya tulus.
Dari dapur kecil di Bitung Barat I, kelompok Bibasa Go Roa membuktikan bahwa semangat kewirausahaan bisa tumbuh dari mana saja — bahkan dari wajan dan botol sambal.
Bagi Bu Hoa, setiap botol sambal roa bukan sekadar hasil olahan tangan, melainkan simbol ketekunan dan gotong royong perempuan. “Yang penting kami bisa bantu ekonomi keluarga, bisa terus belajar, dan tetap semangat,” ujarnya dengan mata berbinar.
Dari sambal roa yang pedas hingga kerupuk tuna yang gurih, karya tangan ibu-ibu Bibasa Go Roa bukan hanya menggugah selera, tetapi juga menyalakan harapan bahwa kemandirian perempuan bisa lahir dari dapur rumah sendiri.


 
													 
									 
									 
									 
									 
									 
									
Tinggalkan Balasan